Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berupaya memikat para calon penanam modal untuk melirik provinsi ini sebagai bagian dari pengembangan kawasan ramah investasi, pusat industri dan perdagangan.
Melalui Forum Pinisi Sultan, BI dan Pemprov Sulsel telah memfasilitasi promosi investasi di berbagai sektor.
Sebagai contoh, di sektor pertanian, BI dan Pemprov Sulsel telah mempromosi investasi proyek budidaya sapi potong Kabupaten Bone dan budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar.
Kepala Perwakilan BI Sulsel Causa Iman Karana mengatakan, untuk budidaya sapi potong skemanya dimulai dari membeli sapi milik masyarakat kemudian dilakukan program penggemukan. Kemudian dagingnya akan dibekukan dan dijual ke beberapa daerah di Indonesia.
Kabar terakhir, sudah ada calon investor asal Denmark yang tertarik berinvistasi di tempat tersebut. Namun BI dan pemerintah masih berencana menarik investor lagi untuk pengembangannya karena direncanakan juga akan dibangun Rumah Pemotongan Hewan di sekitar lokasi.
Sementara untuk rumput laut, Sulsel memang dikenal sebagai salah satu provinsi dengan produksi rumput laut terbesar.
Baca Juga
Data terakhir Pemprov Sulsel, produksi rumput laut wilayah ini hingga triwulan III/2022 mencapai 2,86 juta ton atau senilai Rp10,47 triliun.
Khusus untuk rumput laut jenis Eucheuma cottonii, Kabupaten Takalar menjadi produsen nomor satu di Sulsel.
Selain sektor pertanian, di sektor infrastruktur BI dan Pemprov Sulsel juga tengah mendukung investasi pengembangan Industri Galangan Kapal Yassiberui di Barru dan Jalur Pejalan Kaki Terintegrasi di Kota Makassar.
Pihaknya juga mendorong peningkatan investasi di sektor manufaktur melalui fasilitasi promosi investasi di dua Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Kawasan Industri Bantaeng dan Smelter Sinar Deli Bantaeng.
"Forum Pinisi Sultan juga mendukung masuknya investasi di sektor energi baru dan terbarukan antara lain melalui fasilitasi promosi investasi PLTB Tolo 2 Jeneponto. Tidak lupa sektor pariwisata juga terus kami dorong, melalui fasilitasi promosi investasi pengembangan Kawasan Pariwisata Pasigusung di Kepulauan Selayar," paparnya, Selasa (20/6/2023).
Selain memiliki sederet potensi alam, bonus demografi Sulsel juga akan melengkapi aspek penting dalam menopang investasi ini, karena nvestasi yang masuk di Sulsel perlu didukung dengan ketersediaan angkatan kerja yang terampil, terutama tenaga lokal.
Pada Februari 2023, jumlah angkatan kerja di Sulsel mencapai 4,5 juta orang. Meski demikian, untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, jumlah angkatan kerja yang besar tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan produktivitas.
"Semakin tinggi produktivitas maka dampaknya akan semakin baik terhadap perkembangan investasi khususnya di sektor industri, begitu juga sebaliknya, tenaga kerja yang tidak produktif akan mengakibatkan biaya produksi menjadi tinggi sehingga membuat operasional perusahaan menjadi kurang efisien," paparnya.