Bisnis.com, MAKASSAR - Proyek hilirisasi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menjadi rencana besar pemerintah sebagai salah satu penopang utama percepatan pertumbuhan ekonomi. Di wilayah ini, investasi pada industri yang berbasis hilir kian diprioritaskan, mengingat potensinya yang sangat melimpah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulsel Asrul Sani mengatakan, ke depan pihaknya akan terus mendorong agar realisasi investasi bisa terakselerasi dengan fokus utama pada hilirisasi. Hal ini diungkapkannya sesuai dengan asta cita Presiden Prabowo yang ingin ada penambahan nilai tambah pada berbagai industri.
Ada beberapa sektor yang cukup difavoritkan untuk dikembangkan. Selain pertambangan dan pertanian, sektor perikanan seperti rumput laut juga akan digenjot mengingat produksi komoditas ini di Sulsel menjadi yang terbesar se-nasional.
"Rumput laut di Sulsel ini kan besar produksinya, tapi selama ini yang besar kan komoditasnya. Kita punya potensi besar juga untuk mengembangkan pabrik olahannya di sini, di mana selama ini masih kurang," ungkapnya saat melepas Tim Jelajah Investasi Sulsel 2024 di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (29/11/2024).
Tahun depan, pemerintah provinsi juga telah diwajibkan menyusun rencana umum penanaman modal untuk tahun 2025-2045. Pada rencana tersebut pihaknya akan memetakan seperti apa sasaran strategis nasional hingga sasaran strategis di daerah.
"Kami akan elaborasi semua proyek di Sulsel ke depan, yang mana bisa dibiayai oleh APBN dan APBD, sisanya akan didorong melalui investasi. Ini menjadi sasaran strategis kami karena investasi akan jadi salah satu indikator penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Sulsel," paparnya.
Baca Juga
Akselerasi investasi di Sulsel bukan hanya dilakukan sepihak oleh pemerintah provinsi saja. Bank Indonesia dalam beberapa tahun ini juga selalu konsisten berkolaborasi untuk mendongkrak realisasi.
Terbaru, bank sentral telah menyebar dan menawarkan 14 proyek yang ada di wilayah ini kepada para calon investor potensial. Beberapa di antaranya merupakan proyek strategis, yang meliputi pengembangan industri rumput laut terintegrasi di Kabupaten Luwu Timur, industri pengolahan jagung pakan ternak di Kabupaten Bone, dan proyek pusat komersial berupa mal, apartemen, hotel di Kota Parepare.
Selebihnya lagi terbagi untuk beberapa sektor, mulai dari pariwisata, kawasan industri, hingga energi baru terbarukan, dengan total nilai semua peluang yang ditawarkan tersebut menyentuh Rp9,56 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan pihaknya sudah mengundang para calon investor tersebut untuk mendapatkan pemaparan dari tiap kabupaten/kota terkait potensi wilayahnya masing-masing.
Mereka nantinya akan melakukan kunjungan ke daerah yang diminati untuk melakukan survei kelayakan investasi. Jika tertarik, Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Sulsel akan mendorong para investor untuk segera melakukan penandatanganan kerja sama dengan pemerintah setempat agar pelaksanaan proyek bisa cepat direalisasi.
"Mereka akan berkunjung dulu, menyurvei, kalau tertarik baru akan teken kerja sama, kemudian realisasinya. Tentu ini tidak cepat karena ada tahapan agar mereka yakin bisa menanamkan modal. Namun hal ini merupakan langkah konkret kita agar investasi Sulsel bisa terpacu," paparnya.
Di sisi lain, salah satu perusahaan terbesar di wilayah ini, Kalla Group mendukung upaya peningkatan investasi dengan komitmen mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea di Kabupaten Tana Toraja pada awal 2022.
Selain menambah catatan realisasi pada dua tahun lalu, pembangkit ini diharapkan bisa menjadi perangsang masuknya para pemodal dengan menghadirkan keandalan listrik Sulsel yang lebih kuat.
Corp. Communication & Sustainability Dept Head Kalla, Nadya Tyagita mengatakan kehadiran PLTA ini juga sebagai bagian dari visi dan strategi pihaknya untuk mendukung pencapaian emisi nol di Indonesia pada 2060 melalui kehadiran unit bisnis yang berfokus pada Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Sehingga seluruh unit bisnisnya di sektor energi, properti dan otomotif sudah berekspansi ke lini bisnis yang lebih hijau dan bebas karbon," katanya.
Sementara itu, sulajuga turut mengambil bagian dari upaya pengembangan potensi penanaman modal di Sulsel dengan menyelenggarakan Jelajah Investasi Sulsel 2024.
Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Rahayuningsih mengatakan, di Sulsel, program ini sudah berjalan sejak 2021 dengan tujuan memperkenalkan peluang investasi strategis di sektor energi baru terbarukan, pertambangan, agribisnis, pariwisata, infrastruktur, hingga ekonomi kreatif.
Tahun ini tema yang diusung yaitu “Menggali Potensi, Menggerakkan Ekonomi, Membangun Masa Depan”. Tema ini menggambarkan tujuan besar dari Jelajah Investasi Sulsel 2024, yaitu mengidentifikasi peluang investasi strategis, mendorong investasi yang mampu menggerakkan perekonomian lokal, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Tim Jelajah yang dibentuk nantinya akan melakukan eksplorasi langsung, reportase overland ke sejumlah daerah potensial, berdiskusi dengan para pemangku kepentingan, dan mempublikasikan hasil perjalanan untuk menarik perhatian investor nasional maupun global," jelasnya.