Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) meyakini daerahnya akan menjadi primadona investasi dalam beberapa tahun kedepan seiring pembangunan infrastruktur pendukung yang terus digenjot.
Apalagi Sulsel kini memiliki keunggulan kompetitif antara lain sebagai pemasok utama kebutuhan makanan di Indonesia, tersedianya direct flight penerbangan dan pelabuhan ekspor ke luar negeri, adanya industri galangan kapal (PT. Industri Kapal Indonesia), dan juga didukung dengan ketersediaan listrik yang bahkan surplus.
Sulsel juga dikenal sebagai hub Indonesia Timur yang memiliki simpul utama transportasi dan infrastruktur, simpul utama informasi dan komunikasi, pusat keuangan ekonomi, pusat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di luar jawa, simpul utama distribusi barang dan jasa, simpul utama layanan perawatan kesehatan, dan simpul utama pendidikan.
Atas segala potensi ini, Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum Provinsi Sulsel Abdul Malik Faisal pun mengajak para calon investor, baik dalam maupun luar negeri, untuk menjajaki potensi yang ada wilayahnya. Apalagi pihaknya telah mendukung untuk memberi kemudahan perizinan.
Dia menambahkan, Pemprov Sulsel telah menetapkan diri sebagai daerah ramah investasi yang diwujudkan melalui serangkaian peraturan atau regulasi yang mendukung percepatan investasi seperti Perda Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Penanaman Modal, Perda Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Insentif Investasi Dan Kemudahan Berusaha, dan Pergub 35 Tahun 2020 Tentang Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, Dan Pariwisata (Pinisi) Sulsel.
"Dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki tersebut dan segala kemudahan peraturan, maka Sulsel sebenarnya menjadi surga investasi di Indonesia. Oleh karena itu, berinvestasi di sini akan menguntungkan," ungkapnya saat melepas Tim Jelajah Investasi Sulsel 2023 di Halaman Kantor Gubernur Sulsel, Senin (19/6/2023).
Baca Juga
Geliat investasi di Sulsel sebenarnya telah terlihat sejak beberapa tahun terakhir, terutama mulai tahun lalu. Capaian realisasi investasi wilayah ini pada 2022 mencapai Rp14,258 triliun, melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang hanya sebesar Rp9 triliun. Realisasi investasi tersebut juga menyerap tenaga kerja sebanyak 13.035 orang dimana 98,7 persen diantaranya adalah tenaga kerja Indonesia.
Sedangkan realisasi investasi pada kuartal I/2023 tercatat telah mencapai Rp3,045 triliun atau naik Rp901 milliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi ini terdiri dari PMA sebesar Rp803 miliar dan PMDN sebesar Rp2,242 triliun. Dari realisasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4.837 orang yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia 4.813 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 24 orang.