Bisnis.com, MANADO — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Utara pada Mei 2020 surplus senilai US$44,35 juta.
"Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$63,76 juta," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulut Marthedy M. Tenggehi melalui Berita Resmi Statistik yang dikutip, Selasa (16/6/2020).
Berdasarkan angka sementara BPS, nilai ekspor nonmigas Sulut pada Mei 2020 mencapai US$58,02 juta atau turun 23,05 persen dibandingkan dengan April 2020 yang mencapai US$75,4 juta. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume ekspor nonmigas pada Mei 2020 juga mengalami penurunan sebesar 26,9 persen.
Marthedy mengatakan bahwa komoditi ekspor pada Mei 2020 masih tetap didominasi oleh minyak dan lemak nabati. Kontribusi komoditi tersebut mencapai 40,55 persen dari total ekspor Mei 2020.
Nilai ekspor komoditi lemak dan minyak hewan/nabati mengalami penurunan dari US$36,15 juta pada April 2020 menjadi US$23,52 juta pada Mei 2020. Secara tahunan (y-on-y) nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 29,2 persen. Negara tujuan ekspor tertinggi untuk komoditi ini antara lain, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan.
Adapun, negara tujuan ekspor nonmigas utama Sulut pada Mei 2020 antara lain, Singapura, Amerika Serikat, China, Jepang, Belanda, Korea Selatan, Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, Belanda, dan India.
Baca Juga
Posisi teratas negara tujuan ekspor pada Mei 2020 adalah Singapura, yakni senilai US$10,54 juta atau 18,17 persen dari total nilai ekspor nonmigas.
Sementara itu, nilai impor Sulawesi Utara pada Mei 2020 tercatat mencapai US$13,66 juta. Nilai ini mengalami kenaikan sekitar 17,35 persen bila dibandingkan April 2020. Namun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilainya turun sebesar 49,96 persen.
"Bahan bakar mineral, mineral oil products tetap menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulawesi Utara pada Mei 2020. Nilai impor golongan barang ini mengalami penurunan dari nilainya pada April 2020 sebesar 43,39 persen," kata Marthedy.
Pada Mei 2020, China menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulawesi Utara, yaitu sebesar 46,14 persen. Adapun, komoditas yang dibeli dari negara tersebut ada 15 komoditi dan yang dominan adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik.