Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada April 2025 sebesar US$133,99 juta, turun 4,84% jika dibandingkan pada April tahun lalu yang mencapai US$140,81 juta.
Kepala BPS Provinsi Sulsel Aryanto mengatakan penurunan realisasi tersebut lebih disebabkan karena berkurangnya nilai penjualan nikel secara global.
Pada April 2025, ekspor nikel Sulsel hanya US$69,99 juta, terkontraksi 16,63% jika dibandingkan April 2024 yang saat itu penjualannya mencapai US$83,95 juta.
"Penurunan ekspor nikel ini cukup menekan realisasi keseluruhan karena cakupannya yang sangat tinggi mencapai 52,24%, atau lebih dari setengah total nilai ekspor Sulsel berasal dari nikel," ungkap Aryanto dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).
Sementara itu, tiga komoditas unggulan lainnya berbanding terbalik atau tercatat mampu tumbuh solid.
Besi dan baja terealisasi US$35,98 juta atau tumbuh 103,64%, biji-bijian berminyak terealisasi US$12,10 juta atau tumbuh 4,30%, serta kelompok garam, belerang dan kapur terealisasi US$6,28 juta atau tumbuh 44,05%.
Baca Juga
Aryanto menambahkan, jika dilihat secara kolektif sejak Januari-April 2025, ekspor Sulsel sebesar US$507,28 juta atau anjlok 20,73% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berkurangnya ekspor nikel lagi-lagi menjadi penekan. Di mana pada empat bulan pertama, nilai ekspor komoditas ini hanya US$273,98 juta atau turun 12,71%.
Diikuti besi dan baja yang terealisasi US$121,14 juta atau turun 15,87% dan biji-bijian berminyak terealisasi US$36,13 juta atau turun US$25,39 juta.
Sedangkan kelompok garam, belerang dan kapur mampu bertumbuh 23,56% pada Januari-April 2025 atau terealisasi sebesar US$36,13 juta.