Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Perkirakan Ekonomi Sulsel Tumbuh Melambat pada Kuartal III/2025

BI memprediksi ekonomi Sulsel tumbuh melambat 4,4%-5,2% di Q3/2025, dipengaruhi penurunan industri pengolahan tambang. BI sarankan diversifikasi ekspor dan investasi EV.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda saat memberikan keterangan pers di Makassar./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda saat memberikan keterangan pers di Makassar./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa.
Ringkasan Berita
  • Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada kuartal III/2025 akan melambat menjadi 4,4%-5,2% dibandingkan kuartal II/2025 yang mencapai 4,94% year on year.
  • Penurunan performa industri pengolahan dan pertambangan, terutama akibat penghentian produksi beberapa smelter nikel, menjadi faktor utama perlambatan ekonomi di Sulsel.
  • BI menyarankan peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk membuka pasar ekspor baru dan mengundang investasi industri baterai EV guna mengurangi ketergantungan ekspor ke China dan memperkuat ekonomi Sulsel.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan tumbuh pada rentang 4,4%-5,2% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2025. 

Pertumbuhan ekonomi di Sulsel cenderung akan melambat jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025 yang tumbuh 4,94% yoy.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan lapangan usaha yang menjadi penekan terbesar adalah industri pengolahan, utamanya dari sektor tambang.

Beberapa smelter nikel di wilayah ini yang mengalami penghentian produksi, diproyeksi akan menurunkan performa industri pengolahan dan pertambangan di kuartal ketiga.

"Kami melihat industri pengolahan pertambangan sedikit menurun, kami prediksi ekonomi Sulsel pun akan sedikit melambat. Namun menurunnya biasa, tidak terlalu drop," kata Rizki melalui konferensi pers di Makassar, Selasa (26/8/2025).

Oleh sebab itu, BI menyarankan agar setiap pemangku kepentingan bisa aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat supaya pasar ekspor baru bisa dibuka, utamanya di India, Uni Eropa, dan beberapa negara ASEAN melalui kemitraan dagang strategis dengan produsen global untuk kontrak pasokan jangka panjang.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko dari ketergantungan tunggal ekspor ferro nikel ke China, diketahui penjualan hasil olahan nikel asal Sulsel umumnya diekspor ke negara-negara tersebut.

"Kemudian kami juga mendorong untuk mengundang investasi industri baterai EV melalui insentif fiskal dan kemudahan perizinan. Sehingga rantai pasok dari smelter ke battery cell dapat terbentuk di Sulsel," ucapnya.

Sementara itu lapangan usaha pertanian diperkirakan akan menjadi faktor penguat pada kuartal ketiga, seiring masa panen yang terjadi pada periode tersebut.

Terlebih sektor pertanian dikenal sebagai pemberi kontribusi terbesar pada struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel selama ini.

Meskipun ekonomi Sulsel kuartal III/2025 diperkirakan tumbuh melambat, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi wilayah ini sepanjang 2025 akan tumbuh stabil di rentang 4,7%-5,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro