Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2024 tercatat tumbuh 5,02% dari pertumbuhan tahun 2023.
Dari laporan BPS, Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan paling tinggi di Sulsel adalah jasa lainnya mencapai 14,57%, disusul jasa kesehatan sebesar 13,62%, dan jasa pendidikan 7,62%.
Kepala BPS Sulsel Aryanto mengungkapkan pendorong tumbuh suburnya kegiatan lapangan usaha jasa lainnya ada beberapa sebab.
Antara lain adalah kegiatan Pemilu dan Pilkada di awal dan akhir tahun 2024 yang mendorong peningkatan aktivitas di sektor jasa percetakan, penyedia konten, dan sebagainya.
Selain itu, jumlah perjalanan wisatawan nusantara yang tumbuh hingga 43,62% pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya juga menjadi pendorong peningkatan jasa lainnya.
Para wisatawan berhasil memicu peningkatan pendapatan tempat rekreasi dan berdampak positif pada sektor akomodasi.
Baca Juga
"Khusus untuk pelaksanaan Pemilu, bukan hanya lapangan usaha jasa lainnya yang terdongkrak, tapi berbagai lapangan usaha. Bahkan pada 2024 terjadi peningkatan realisasi belanja pegawai pemerintah akibat Pemilu, yang memberi pengaruh pertumbuhan ekonomi," ucap Aryanto dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).
Sedangkan untuk lapangan usaha jasa kesehatan dan jasa pendidikan, pertumbuhannya berasal dari peningkatan signifikan pada realisasi belanja pegawai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada fungsi kesehatan dan perlindungan sosial serta fungsi pendidikan.
Aryanto menambahkan, semua lapangan usaha di Sulsel mengalami pertumbuhan. Berdasarkan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi wilayah ini masih ditopang oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menjadi penyumbang utama dengan cakupan mencapai 21,84%
Kemudian disusul perdagangan besar dan eceran yang berkontribusi 14,80%. Lapangan usaha ini juga tercatat mampu tumbuh 5,60% pada 2024 berkat peningkatan lapangan usaha pertanian dan industri pengolahan.
Penopang PDRB Sulsel ketiga adalah lapangan usaha konstruksi yang memberi sumbangsih sebesar 13,51%.
Sementara itu jika dilihat dari struktur PDRB menurut pengeluaran, kontributor utamanya adalah konsumsi rumah tangga yang mencakup 54,63%.
Kemudian Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 36,65%; ekspor 11,43%; konsumsi pemerintah 8,59%; dan konsumsi LNPRT 1,82%.