Bisnis.com, MAKASSAR — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang Januari - April 2024 sebesar US$653,08 juta, turun 15,63% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$774,04 juta.
Penurunan ini dipengaruhi oleh dua komoditas ekspor utama yang mencatatkan kontraksi cukup dalam, yaitu nikel dan biji-bijian berminyak.
Kepala BPS Provinsi Sulsel Aryanto menerangkan, nilai ekspor nikel hingga April 2024 tercatat hanya US$313,89 juta, anjlok 33,24% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang bisa mencapai US$470,17 juta.
Sedangkan biji-bijian berminyak mengalami penurunan paling tinggi mencapai 40,09%. Di mana pada Januari - April 2024 realisasinya hanya US$48,43 juta, turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$80,84 juta.
"Dua komoditas ini cukup memengaruhi total realisasi ekspor Sulsel karena menjadi penyumbang paling tinggi. Nikel memberikan andil terbesar mencapai 48,06% dari total ekspor, sementara biji-bijian berminyak di urutan ketiga sebesar 7,42%," ungkapnya di Makassar, Senin (3/6/2024).
Komoditas lain yang juga tercatat mengalami kontraksi adalah garam belerang, dan kapur yang mana realisasinya hingga April 2024 sebesar US$15,44 juta, turun 15,92% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$18,36 juta.
Baca Juga
"Yang mengalami kontraksi untuk komoditas yang masuk 10 besar penyumbang ekspor Sulsel adalah tiga kelompok tadi, sementara komoditas lainnya tercatat tumbuh," tambah Aryanto.
Sementara nilai ekspor Sulsel khusus pada April 2024 tercatat sebesar US$140,81 juta, mengalami penurunan 25,99% bila dibandingkan Maret 2024 yang mencapai US$190,26 juta. Angka tersebut juga mengalami penurunan 17,81% jika dibandingkan dengan kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$171,33 juta.
Lima kelompok komoditas utama yang diekspor pada April 2024 yaitu nikel; besi dan baja; biji bijian berminyak; ikan dan udang; serta lak, getah, dan damar dengan distribusi persentase masing-masing 59,62%; 12,55%; 8,24%; 5,06%; dan 4,45%.
Sebagian besar ekspor tersebut ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, Timor Leste, dan Australia dengan proporsi masing-masing 61,08%; 24,82%; 2,31%; 1,20%; dan 1,14%.