Bisnis.com, MAKASSAR - Rencana Kementerian Perhubungan yang ingin menjadikan Makassar New Port (MNP) sebagai hub logistik Indonesia Timur dinilai bisa mengeskalasi pertumbuhan ekonomi wilayah-wilayah yang ada di bagian timur Indonesia, terutama Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan secara luas, pelabuhan baru ini bisa mempengaruhi gejolak ekonomi secara nasional.
Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Hamid Paddu menjelaskan, pengembangan kapasitas MNP yang terus dilakukan jelas akan mendorong turunnya biaya logistik yang dibarengi volume perputaran barang semakin besar. Hal ini tentu akan memacu tumbuhnya industri yang semakin pesat di Sulsel.
Posisi MNP sebagai hub logistik pun diproyeksi akan meperlebar potensi terbukanya direct call atau pelayaran langsung kapal-kapal dari Makassar ke beberapa negara tujuan. Sehingga biaya ekspor akan lebih terjangkau yang akan membuat persaingan harga komoditas Sulsel bisa kompetitif.
Jika hal tersebut bisa terwujud dan berjalan secara konsisten, dia meyakini akan bisa mengeskalasi pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga di atas 9-10% dan bisa menopang pertumbuhan nasional di atas 6%-7%.
"Eskalasi untuk putaran ekonomi di wilayah luar Jawa seperti Sulawesi melalui pengembangan pelabuhan menjadi masa depan karena di Pulau Jawa itu sudah mentok. Dengan upaya ini saya percaya Indonesia bisa mencapai pertumbuhan di atas 6-7%, paling tidak kita keluar dari middle income trap," ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (30/1/2024).
Hamid menambahkan, wilayah-wilayah di Indonesia Timur kini tinggal menyiapkan infrastruktur tambahan seperti akses langsung dari sentra produksi ke pelabuhan dan moda transportasinya, yang mana saat ini masih menjadi tantangan serius.
Baca Juga
Misal di Sulsel, infrastruktur pendukung seperti jalan tol hanya terdapat di Makassar, belum menjangkau daerah sekitarnya yang dikenal sebagai sentra produksi. Kereta api yang direncanakan mengangkut logistik juga pembangunannya belum tuntas. Selain itu lebar jalanan di wilayah ini juga tidak bisa mendukung akses untuk dilalui truk gandeng, sehingga pengiriman tidak bisa dalam kapasitas maksimal.
"Infrastrukturnya yang utama, transportasinya bisa menghubungkan sentra produksi atau industri, dan kemudian bisa langsung menuju ke hub-nya di masing-masing region wilayah, yaitu di pelabuhannya. Di Sulsel, paling tidak selesaikan kereta apinya dan harus sampai ke MNP, tol itu dari industri harus sambung pelabuhan. Intinya barang bisa langsung masuk ke pelabuhan dengan cepat," paparnya.