Bisnis.com, MAKASSAR — Peletakan batu pertama (groundbreaking) mass rapid transit (MRT) Makassar yang sejatinya akan dilakukan pada Agustus 2023 ini harus diundur lantaran berbagai macam tantangan yang terjadi di lapangan, mulai dari panjangnya perizinan, proses negosiasi dengan investor, hingga imbas dari pergantian direksi PT MRT Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Makassar, Andry Arief Bulu mengatakan pada perencanaan awal, groundbreaking seharusnya bisa dilakukan bulan ini dengan asumsi pelaksanaan focus group discussion (FGD) dan feasibility study (FS) telah dilaksankan sejak Mei 2023. Namun nyatanya, mereka tidak punya cukup waktu menyelesaikan berbagai rangkaian pra-FGD, salah satunya kepastian pendanaan.
"Kementerian Keuangan ingin kepastian terkait uang yang digunakan. Kita mau semuanya investasi swasta, makanya selama ini kita cari dan pastikan dulu apakah memang ada investor yang tertarik, dan waktu selama beberapa bulan ini belum cukup," katanya kepada Bisnis, Senin (28/8/2023).
Selain itu, perizinan yang melibatkan banyak pihak juga membuat prosesnya berlarut-larut. Pasalnya harus meminta izin dulu ke Kementerian Perhubungan, dimana mereka menyaratkan beberapa data terkait kajian lingkungan hidup dan lalulintas.
"Ini kan menjadi wilayahnya Kemenhub maka kita harus ada izin dan mereka butuh banyak sekali data, baik dari lingkungan hidup, baik dari kepolisian terkait lalulintas. Nah ini tidak bisa diurus dalam tiga bulan terakhir, kita perlu waktu, makanya belum ada groundbreaking," tambahnya.
Di sisi lain, pergantian direksi yang terjadi di PT MRT Jakarta, dikatakan Andry, juga turut berimbas pada proses perencanaan pembangunan moda transportasi ini. Pasalnya pembangunan MRT Makassar ini bekerjasama langsung dengan PT. MRT Jakarta yang meliputi bidang transportasi dan perhubungan; ketahanan pangan; pariwisata dan ekonomi kreatif; dan peningkatan sumber daya manusia.
Baca Juga
Oleh karena itu, pergantian direksi di PT MRT Jakarta cukup berimbas pada kepastian progres pembangunannya di Makassar.
Meskipun begitu, Andry memastikan progres pembangunan MRT Makassar tetap berlanjut dengan rencana melakukan FGD pada awal September 2023. Sehingga perencanaan untuk groundbreaking diproyeksi bisa dilaksanakan tiga bulan setelah FGD usai.
"Pada FGD nanti kita akan bahas soal peluang jalurnya, bisa dari Maros sampai Pettarani (Makassar), bisa juga sampai CPI (Makassar). Kita juga akan bahas berapa panjang yang dibangun elevated dan berapa panjang underground. Setelah FDG barulah kita laksanakan FS dan groundbreaking," jelasnya.