Bisnis.com, MAKASSAR — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Pertamina akan lebih berupaya menjaga ketersediaan pasokan BBM, terutama pada sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan lainnya pada 2023 ini.
Beberapa kebijakan akan dilakukan mulai dari alih kuota BBM, konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG), dan program kerja sama SPBU nelayan. Hal tersebut dilakukan guna mengendalikan inflasi Sulsel yang begitu dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM pada 2022 lalu.
"Saat ini BBM merupakan komoditas yang harganya ditentukan oleh pemerintah, penyesuaian harga BBM telah berdampak pada kenaikan inflasi sepanjang 2022, terutama di Sulsel," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel Causa Iman Karana di Makassar, Rabu (4/1/2023).
Apalagi saat ini pemerintah resmi mencabut PPKM, yang diproyeksi hal tersebut akan meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah ini dan membuat konsumsi BBM juga meningkat.
Oleh karena itu, pemenuhan kuota BBM subsidi dan non subsidi terutama untuk sektor produktif perlu menjadi perhatian, karena berisiko mengganggu proses produksi dan distribusi bahan pangan.
"Selama harga BBM itu sendiri tidak berubah maka sebenarnya tidak akan menjadi sumber tekanan inflasi, namun sektor produktif lah yang mempengaruhi. Makanya harus menjadi perhatian kami supaya inflasi Sulsel lebih terkendali," papar Causa.
Baca Juga
Dia juga berharap Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat tetap disalurkan untuk menjaga daya beli masyarakat yang terdampak kenaikan harga-harga, di antaranya akibat kenaikan BBM.
"Pemberian bantuan ini masih diperlukan, namun dengan memperhatikan kapasitas fiskal daerah yang masih terbatas. Penyaluran yang cepat dan tepat sasaran menjadi poin krusial yang perlu mendapatkan perhatian," tuturnya.
Diketahui Sulsel mengalami inflasi tahunan sebesar 5,77 persen (yoy) pada 2022, di atas nasional yang hanya 5,51 persen (yoy). Inflasi Sulsel secara umum lebih tinggi dibandingkan 2021 yang dipengaruhi salah satunya kebijakan pengalihan subsidi BBM pada September 2022 lalu.
Secara khusus, kenaikan harga BBM memiliki andil sebesar 0,95 persen (yoy) terhadap angka inflasi pada Desember 2022 di wilayah ini.