Bisnis.com, MAKASSAR - Nilai ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) pada November 2022 tercatat mencapai US$154,48 juta, terjadi penurunan 7,87 persen bila dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai US$167,67 juta.
Namun jika dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya, ekspor Sulsel mengalami peningkatan 13,93 persen, di mana November 2021 tercatat hanya US$135,60 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Suntono mengatakan nikel masih menjadi komoditas dengan nilai ekspor terbesar pada November 2022 dengan nilai US$ 68,64 juta atau memberikan andil 44,44 persen dari total nilai ekspor.
Kemudian disusul kelompok komoditas besi dan baja sebesar US$40,19 juta (26,02 persen); biji bijian berminyak sebesar US$10,17 juta (6,58 persen); ikan dan udang sebesar US$ 9,88 juta (6,39 persen); dan kelompok komoditas lak, getah dan damar sebesar US$ 9,37 juta (6,06 persen).
"Bila dibandingkan Oktober 2022, ekspor nikel turun 30,72 persen; besi dan baja naik 45,66 persen; biji-bijian berminyak turun 37,03 persen; ikan dan udang naik 44,82 persen; serta lak, getah dan damar naik 45,62 persen," paparnya di Makassar, Senin (2/1/2023).
Dilihat dari negara tujuan, komoditi ekspor Sulsel paling banyak dikirim ke Jepang dengan nilai US$75,07 juta atau 48,59 persen dari total nilai ekspor pada November 2022.
Baca Juga
Kemudian disusul Tiongkok US$ 63,02 juta (40,79 persen); Malaysia US$3,99 juta (2,58 persen); Taiwan US$3,39 juta (2,20 persen) dan Korea Selatan US$2,38 juta (1,54 persen).
Sementara ekspor terbesar Sulsel pada November 2022 melalui Pelabuhan Makassar dengan nilai US$81,97 juta atau 53,06 persen dari total nilai ekspor, kemudian pelabuhan Malili sebesar US$68,64 juta atau 44,44 persen; dan Pelabuhan Biringkassi dengan nilai US$3,08 juta atau 1,99 persen.