Bisnis.com, MAKASSAR - Perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) tercatat tumbuh positif hingga Oktober 2022. Total aset perbankan di wilayah ini pada Oktober 2022 mencapai Rp171,25 triliun, tumbuh 7,04 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang hanya Rp159,99 triliun.
Aset tersebut terdiri dari bank umum Rp168,07 triliun dan BPR Rp3,18 triliun. Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp159,21 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,04 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) memaparkan penyaluran kredit perbankan tercatat Rp137,26 triliun atau tumbuh 7,80 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp127,32 triliun. Penyalurannya terdiri dari kredit produktif Rp74,43 triliun dan kredit konsumsi Rp62,83 triliun.
Berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni sektor perdagangan mencapai Rp36,59 triliun, sektor petanian, perburuan dan kehutanan Rp10,26 triliun, dan industri pengolahan Rp5,99 triliun.
Sementara pada sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya mencapai Rp25,64 triliun dan dan untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp19,33 triliun.
"Ada juga penghimpunan DPK tumbuh 4,48 persen dengan nominal Rp116,84 triliun, terdiri dari giro Rp21,25 triliun, tabungan Rp68,46 triliun, dan deposito Rp27,13 triliun," ungkap Darwisman di Makassar, Senin (19/12/2022).
Baca Juga
Dari industri BPR, tercatat tetap tumbuh berkelanjutan. Aset BPR di Sulsel tumbuh 2,19 persen menjadi Rp3,18 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 30,54 persen menjadi Rp2,19 triliun, dan dari sisi penyaluran kredit tumbuh 7,17 persen menjadi Rp2,61 triliun.
Sementara aset perbankan syariah tercatat juga tumbuh 14,82 persen dengan nominal Rp12,04 triliun dan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,43 persen atau senilai Rp10,29 triliun dengan penghimpunan DPK mencatat pertumbuhan 7,99 persen dengan nominal Rp8,05 triliun.
Darwisman menambahkan, tren kredit restrukturisasi di wilayah ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Total kredit restrukturisasi Bank Umum posisi Oktober 2022 sebesar Rp18,72 triliun, turun 23,34 persen atau Rp5,7 triliun dibandingkan posisi Desember 2021.
"Penurunan kredit restrukturisasi sebagian besar terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi. Hal ini menunjukkan pemulihan perekonomian wilayah Sulsel semakin membaik," paparnya.