Bisnis.com, MAKASSAR - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi bencana longsor di Kota Palopo. Dalam kunjungannya pada Minggu (28/6/2020) kemarin, Basuki berencana membangun jembatan darurat untuk penanganan darurat di wilayah tersebut.
Penanganan itu akan segera dilakukan mengingat ruas jalan Kota Palopo-Rantepao, km 366+500 dan km 368 merupakan jalur vital pergerakan orang dan logistik yang menghubungkan pelabuhan Palopo dan pusat produksi pertanian di kawasan Toraja.
"Untuk penanganan darurat, kami akan buatkan jembatan gantung untuk orang dan kendaraan roda dua, agar masyarakat tidak terisolir," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (29/6/2020).
Sementara, untuk penanganan permanen Kementerian PUPR dilakukan pembangunan jembatan rangka baja. Melihat kontur topografi yang curam, Basuki menilai pihaknya sulit untuk mengganti jalan. Sehingga, rencananya, akan dimanfaatkan ruas jalan eksisting.
Selanjutnya, Kementerian PUPR akan melakukan evaluasi lebih rinci datri hasil kajian teknis tim Ditjen Bina Marga di bawah supervisi Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II. Kementerian PUPR juga telah memobilisasi alat berat berupa ekskavator dan dump truck untuk membersihkan material longsoran yang menutup badan jalan di ruas Palopo-Rantepao.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XIII Makassar M Insal U Maha menyatakan sebagai upaya penanganan darurat, Kementerian PUPR berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan polres hingga polsek. Saat ini telah dipasang rambu peringatan jalan terputus dan larangan melintas dari arah Rantepao dan Palopo yang dijaga oleh aparat keamanan.
Baca Juga
"Untuk alat berat ekskavator dan loader dari arah Rantepao, sudah ada di lokasi longsoran. Sedangkan alat berat dari arah Palopo sedang melakukan pembersihan timbunan tanah di lokasi longsor," jelas Insal.
Ia menjelaskan, pekerjaan perbaikan jalan akan ditangani oleh Paket Preservasi Jalan dan Jembatan Batas Sulbar-Makale-Rantepao-Batas Kota Palopo. Akibat longsor tersebut dilaporkan sebanyak 6 unit rumah warga terbawa longsor. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kerugian materi warga akibat bencana ditaksir mencapai Rp5 miliar.
"Sejak awal penurunan tanah sudah ditinggalkan pemiliknya. Sekitar 40 kendaraan terjebak di antara longsoran. Tapi semua sudah dievakuasi," kata Insal.
Sebagai informasi, longsor yang terjadi di Palopo pada Jumat (26/6/2020) sore, dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil. Sebelumnya Gubernur Sulsel juga menduga longsor terjadi akibat adanya alih fungsi lahan. (k36)