Bisnis.com, MAKASSAR - Kendati sejumlah perusahaan teknologi finansial atau fintech telah menyasar wilayah timur secara agresif, namun belum mempengaruhi tren gadai konvensional sebagai akses pinjaman dan pendanaan secara cepat.
Kondisi tersebut terindikasi dari performa penyaluran pinjaman (OSL) PT Pegadaian VI Makassar yang meliputi Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp4,2 triliun dengan laju pertumbuhan 16,87% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,5 triliun.
Pemimpin PT Pegadaian Wilayah VI Makassar, Benzani mengemukakan serangkaian inovasi bisnis juga telah disiapkan perseroan agar lebih kompetitif dan siap menghadapi persaingan bisnis yang telah mengarah pada digitalisasi pada seluruh aspek.
"Untuk sekarang memang belum terasa [ekspansi fintech], terutama di Makassar yang masih sangat kuat kecenderungannya memanfaatkan jasa gadai kami. Namun memang kedepannya, kami memandang digitalisasi bisnis sangat strategis agar lebih kompetitif," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/7/2017).
Menurutnya, performa positif perseroan pada sisi penyaluran pinjaman (OSL) juga ditopang oleh kebiasaan nasabah yang lebih memilih melakukan transaksi secara konvensional terutama pada segmen utama perseroan yakni menengah ke bawah.
Namun untuk jangka panjang, lanjut dia, tren penggunaan perangkat mobile berbasis smartphone yang kian agresif pada seluruh lapisan masyarakat menjadi titik perhatian perseroan untuk segera melakukan inovasi bisnis seperti yang dilakukan pelaku fintech dalam menyaluran pinjaman mikro.
"Kami saat ini telah merancang sistem gadai berbasis daring, yang memungkinkan nasabah mengajukan pinjaman berbasis gadai melalui aplikasi. Di mana selanjutnya, petugas kami akan mendatangi nasabah untuk melakukan taksasi atas agunan, penyaluran dana melalui rekening juga," urai Benzani.
Dia melanjutkan, skema digitaliasi bisnis tersebut juga direncanakan bakal diterapkan pada seluruh lini bisnis perseroan yang berorientasi memudahkan nasabah serta memacu kinerja secara menyeluruh.
Selain itu, inovasi bisnis untuk lini gadai dinilai pula telah mendapatkan momentum seiring dengan penerbitan Peraturan OJK No.31/2015 yang membuka keran tumbuhnya penyedia jasa gadai yang lebih kompetitif.
Pegadaian Wilayah VI mencatat, lini bisnis gadai masih menjadi segmen dengan kontribusi terbesar yakni 80% dari total penyaluran pembiayaan hingga akhir semester pertama tahun ini.
Jika menilik dari sisi pertumbuhan nasabah yang memanfatkan jasa gadai dari perseroan per Juni 2017 hanya bergerak terbatas 1,62% (YoY) menjadi 749.883 nasabah, namun dari sisi realisasi OSL melaju hingga 14,5% secara tahunan menjadi Rp3,4 triliun.
"Hingga akhir tahun ini, kami optimistis masih akan terus melaju terlebih masyarakat masih cenderung memilih transaksi secara offline," urai Benzani.
Proyeksi tersebut menyesuaikan dengan laju perekonomian cakupan Pegadaian Wilayah VI terkhusus Sulawesi Selatan, pasar terbesar perseroan, yang konsisten berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional.
Kepala Humas Pegadaian Wilayah VI Makassar, Kahar Karun Kalla mengatakan target OSL hingga akhir tahun ini sebesar Rp4,6 triliun, di mana realisasi OSL pada tahun lalu Rp3,7 triliun.
Selain bertumpu pada lini gadai, lanjut dia, perseroan juga memacu lini bisnis non gadai yang terus mencatatkan laju pertumbuhan agresif dibandingkan dengan gadai.
Kahar mencontohkan, lini bisnis non gadai seperti produk pinjaman produktif seperti Kreasi dan Krasida yang mencatatkan pertumbuhan masing masing 53,45% dan 43,16% pada periode semester pertama tahun ini.
Adapun nilai OSL dari Kreasi per juni 2017 sebesar Rp177,19 miliar sedangkan Krasida pada periode yang sama mencapai Rp74,28 miliar.