Bisnis.com, MAKASSAR - Rabobank Indonesia membuka ruang kemitraan secara luas dengan perbankan yang berbasis di daerah maupun koperasi lokal dalam kerangka mendorong penyaluran kredit pada sektor agribisnis di Tanah Air.
Skema kemitraan tersebut diyakni mampu lebih efektif dalam menjangkau seluruh stakholder sektor agribisnis dalam mengakses pinjaman dari Rabobank sehingga berkontribusi positif pada seluruh lini rantai pasok sektor primer itu.
President Director Rabobank Indonesia, Jos Luhukay mengemukakan skema itu sejalan dengan upaya perseroan mendorong penciptaan ekosistem usaha berbasis komoditas agribisnis pada hilir dan berkembang bersama dengan yang di hulu.
"Pola kemitraan ini akan kami perluas tahun ini, saat ini sudah terjalin dengan sejumlah koperasi di Tanah Air melalui Rabobank Foundation. Kami juga membuka ruang bagi perbankan daerah untuk bersama-sama menggerakkan sektor pangan dan agribisnis," katanya di Makassar, Selasa (20/3/2018).
Menurut dia, kemitraan dengan perbankan yang berbasis daerah tersebut disesuaikan keterbatasan jaringan kantor cabang Rabobank Indonesia, sehingga pola kemitraan menjadi salah satu instrumen yang dinilai efektif dalam menyalurkan kredit.
Adapun perbankan daerah tersebut meliputi Bank Pembangunan Daerah (BPD) hingga BPR yang memiliki akses ke daerah serta diyakini memliki data perihal debitur potensial yang bergerak pada sektor pangan dan agribisnis.
Kemudian untuk koperasi, RaboBank Indonesia telah memiliki mitra sebanyak 38 koperasi yang tersebar di Tanah Air dan sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan untuk wilayah timur dengan potensi sektor agribisnis terbesar, jumlah mitra masih dalam kuantitas terbatas hanya sebanyak 5 koperasi.
Jos menambahkan, penetrasi perseroan pada tahun ini diarahkan ke wilayah timur secara bertahap dan berkelanjutan dengan memprioritaskan Sulawesi Selatan yang memiliki potensi agribisnis yang relatif besar.
"Apalagi jaringan kantor cabang kami ada di Makassar [ibu kota Sulsel], dan satu-satunya di wilayah timur. Kami memandanga pembiayaan bidang pangan dan agrikultur di Makassar potensi pertumbuhannya masih sangat besar," ujarnya.
Secara nasional, pola kemitraan diharapkan ikut menopang penyaluran kredit pangan dan agribisnis perseroan yang ditargerkan 65% dari total pinjaman yang dipatok hingga akhir tahun sebesar Rp14 triliun.
Region Head Rabobank Indonesia Solaiman Widjaya mengatakan kontribusi wilayah timur terhadap kinerja perseroan secara kumulatif yang masih relatif kecil, diupayakan bisa bergerak positif melalui optimalisasi penyaluran kredit sektor agrbisnis di wilayah tersebut.
"Khusus untuk kredit sendiri, sasaran debitur masih terkonsentrasi pada nasabah yang memiliki basis usaha di hilir, eksportir komoditas agribisnis diantaranya. Karena pandangan kami, jika itu bergerak maka memiliki efek berganda terhadap ke tingkat petani, yang mana lini rantai pasok seluruhnya bertumbuh paralel," ujarnya.
Sehingga, lanjut Solaiman, untuk segmen petani atau stakeholder pada aspek hulu diberikan akses pembiayaan melalui koperasi mitra Rabobank untuk penciptaan ekosistem yang berorientasi pada ketahanan pangan nasional.
Corsec Rabobank Indonesia Gilang Soepangkat menambahkan, penetrasi pada bidang pangan dan agribisnis itu dibarengi dengan fasilitasi edukasi dan informasi melalui analisa dan riset terkait rantai pasok serta corak produksi masing-masing pelaku sektor tersebut.
"Jadi tidak hanya menyediakan akses pembiayaan, tetapi juga memfasilitasi berbagai aspek bagi stakholder dalam menjalankan produksi, tata niaga, hingga informasi mengenai pasar dari komoditasnya," tutur dia.