Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Daya Kelistrikan Sulselrabar Capai 33%

Cadangan daya dalam sistem kelistrikan Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat atau Sulselrabar diproyeksikan sudah menyentuh angka 33% pada 2018 mendatang seiring masuknya tambahan daya dari sejumlah pembangkit yang beroperasional.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, MAKASSAR - Cadangan daya dalam sistem kelistrikan Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat atau Sulselrabar diproyeksikan sudah menyentuh angka 33% pada 2018 mendatang seiring masuknya tambahan daya dari sejumlah pembangkit yang beroperasional.

Sejauh ini, cadangan daya atau reverse margin kelistrikan Sulselrabat secara kumulatif masih berada di kisaran 22%, di mana kapasitas terpasang 1.566 MW dengan beban puncak mencapai 1.280 MW.

Posisi tersebut masih berada di bawah angka ideal cadangan daya sebesar 30% yang merupakan ambang batas dalam menekan potensi terjadinya defisit daya saat pembangkit utama mengalami gagal operasional atau gangguan teknis.

GM Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sulselrabar, Bob Saril mengemukakan posisi cadangan daya eksiting saat ini berkisar 286 MW dan bakal bertambah lagi seiring dengan perencaaan masuknya 290 MW di Sulsel serta sekitar 117 MW dari beberapa pemaangkit yang terletak di Sulbar dan Sultra.

Seluruh tambahan daya tersebut masuk secara bertahap mulai pertengahan semester kedua 2017 hingga 2018 mendatang dengan total sebesar 407 MW, baik dari pembangkit milik sendiri maupun pembangkit milik korporasi swasta.

"Jika semuanya terelisasi sesuai dengan perencaan, tentu tidak akan ada lagi defisit hingga pemadaman meskipun terdapat pembangkit yang tidak bisa menyuplai daya," katanya usai PLN Executive investment Forum di Makassar, Selasa (19/7/2017).

Adapun penambahan daya yang segera masuk pada semester kedua tahun ini diantaranya bersumber dari PLTU Punagaya 100 MW, lalu PLTU Jeneponto eksisiting Bosowa energi 125 MW serta PLTD perseroan yang ditempatkan pada Tello dan Makassar berkapasitas kumulatif 65 MW.

Dengan penambahan tersebut, kapasitas terpasang kelistrikan Sulselrabar pada tahun depan secara maskimal bakal menyentuh 1.973 MW dengan estimasi cadangan daya 498 MW meskipun terjadi pergerakan beban puncak menjadi 1.475 MW.

Menurut Bob, ketersediaan daya tersebut dinilai pula mampu mengakomodor kebutuhan industri yang masuk ke Sulselrabar dalam skala besar selain memenuhi kebutuhan pelanggan komersil lainnya.

Khusus untuk konsumsi listrik segmen pelanggan industri di Sulselrabar masih berkisar 30% namun berpotensi meningkat cukup tajam pada beberapa tahun terakhir seiring dengan perencanaan pembangunan industri pengolahn, smelter maupun segmen besar lainnya.

Di sisi lain, rasio eletrifikasi Sulselrabar diharapkan pula ikut terdorong di mana secara kumulatif di wilayah berada pada posisi saat ini sebesar 91%, di mana rasio tertinggi berada di Sulsel sedangkan terendah di Sulawesi Tenggara lantaran terbentur letak geografis.

"Pembangunan transmisi baru juga akan direalisasi unutk daerah Sulawesi Tenggara, sehingga rasio elektrfikasi secara keseluruhan bisa bergerak naik. Untuk daerah pulau, ada pula skema pengadaan pembangkit diesel maupun genset untuk kebutuhan pelanggan," papar Bob.

Dia menjelaskan, perseroan juga memiliki perencanaan jangka panjang perihal ketersediaan daya listrik di Sulselrabar, di mana pada 2022 mendatang kapasitang terpasang bakal menjadi 4.158 MW dengan estimasi cadangan daya 57% ekuivalen 1.522 MW terhadap proyeksi beban puncak.

Dalam kesempatan sama, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengapresiai langkah terukur dari PLN dalam menyediakan ketersediaan listrik disertasi dengan pembangunan jaringan transmisi untuk mengoptimalkan distribusi ke seluruh daerah.

Kendati demikian, lanjutnya, PLN tidak hanya memprioritaskan kebutuhan untuk industri tetapi pula bagi pelanggan rumah tangga baik di perkotaan maupun di perdesaan dalam kerangka pemerataan aliran listrik.

"Khusus di Sulsel sendiri, pertumbuhan konsumsi listrik kita rata-rat naik 60 MW per tahun. Itupun masih tercipta surplus listri, namun yang juga harus dipastikan adalah konsistensi pelayanan," paparnya.

Syahrul menjelaskan, permasalahan yang kerap dialami masyarakat Sulsel maupun pelanggan PLN di daerah ini adalah performa distribusi listrik yang terkadang terputus dengan tiba-tiba lalu menyala kembali dengan durasi relatif tidak berjarak.

Namun secara umum, dia menilai kinerja PLN Sulselrabar sudah sangat optimal untuk menyediakan listrik bagi masyarakat serta dunia usaha di Sulsel termasuk pula mendukung distribusi listrik di perdesaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper