Bisnis.com, MANADO -- PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara & Gorontalo atau Bank Sulutgo memperkirakan penyaluran kredit dalam paruh pertama 2017 masih tumbuh terbatas. Bank Sulutgo bakal menggenjot penyaluran kredit di paruh kedua untuk memenuhi target pertumbuhan 9%-11%.
Jeffry A.M Dendeng, Direktur Utama Bank Sulutgo mengatakan secara siklus penyaluran kredit belum gencar di awal tahun. Tak ayal, di kuartal I/2017 penyaluran kredit Bank Sulutgo melempem. Namun, memasuki kuartal II/2017, penyaluran kredit mulai menggeliat.
"Satu semester ini kami memang ketinggalan di Januari dan Februari. Tapi sekarang trennya per bulan sudah naik 1%. Kemungkinan sampai semester pertama masih [bertumbuh] 3%," jelasnya kepada Bisnis.com, Sabtu malam (11/6/2017).
Berdasarkan laporan keuangan Bank Sulutgo, per Maret 2017 baki debit atau outstanding penyaluran kredit perseroan mencapai Rp9,15 triliun atau tumbuh 3% dalam tahun berjalan (Year to Date).
Jeffry menerangkan, tahun ini Bank Sulutgo mengincar beberapa sektor baru dalam penyaluran kredit. Dia menuturkan, sepanjang 2017, perseroan bakal membiayai 286 unit rumah bersubsidi. Bila batasn harga jual rumah subsidi di wilayah Sulawesi sebesar Rp129 juta, Bank Sulutgo berpotensi menyalurkan pembiayaan rumah subsidi sebanyak Rp36,89 miliar.
Menurut Jeffry, pasar pembiayaan perumahan terbilang menjanjikan. Sejak meneken kerja sama dengan empat perusahaan pengembang lokal April 2017 lalu, permintaan kredit perumahan di Sulawesi Utara tergolong tinggi
Secara umum, penyaluran kredit perumahan untuk rumah tinggal di Sulawesi Utara tumbuh 9,52% menjadi Rp3,92 triliun per Maret 2017. Pertumbuhan tersebu t lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang mencapai 8,15%.
Selain perumahan, Bank Sulutgo juga mengincar pembiayaan ke pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jeffry menyebut, ekspansi ke segmen UMKM diharapkan bisa meningkatkan porsi kredit produktif perseroan.
Tahun ini, Bank Sulutgo menargetkan porsi kredit produktif 10%-12% dari posisi tahun lalu yang hanya mencapai 6%. Untuk diketahui, segmen utama bank pembangunan daerah (BPD) adalah pegawai negeri sipil dengan produk utama kredit konsumsi. Secara keseluruhan per Maret 2017, 71,68% kredit BPD disalurkan untuk kebutuhan konsumsi.