Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan menutup lima jaringan kantor bank umum di Sulawesi Selatan dalam kurun waktu empat bulan tahun ini.
Kepala OJK Regional 6 Sulampua Bambang Kiswono menjelaskan penutupan jaringan kantor bank tersebut didasarkan atas permohonan manajemen bank bersangkutan dengan mengacu pada rencana bisnis maupun efesiensi operasional.
Seluruh jaringan kantor yang ditutup tersebut berada di beberapa kabupaten di Sulsel dan berklasifikasi kantor cabang pembantu (KCP) dan kantor fungsional.
Dia memerinci, jaringan kantor yang mengalami penutupan tersebut meliputi KCP milik BPD Banten di berada Rantepao Toraja Utara, kemudian KCP milik CIMB Niaga di Maros dan Pinrang, KCP BTPN di Pinrang serta kantor fungsional BPD Banten di Sengkang.
"Penutupan ini murni karena pertimbangan efesiensi dan merupakan kebijakan dari kantor pusat bank bersangkutan. Posisi kami hanya memberikan persetujuan sekaligus memastikan jika langkah tersebut tidak merugikan nasabah," katanya, Senin (8/5/2017).
Menurut Bambang, penutupan jaringan kantor tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan perbankan jika menilai sudah tidak produktif dalam mendukung bisnis di daerah.
Selain penutupan kantor, lanjut dia, otoritas juga mengakomodasi 14 permohonan yang diajukan perbankan terkait perizinan jaringan kantor meliputi pembukaan kantor, perubahan status kantor serta pemindahan alamat kantor bank.
Adapun pada periode Januari-April 2017, OJK menerima 31 permohonan perizinan jaringan kantor dari industri perbankan yang beroperasi di Sulsel, yang mana 19 diantaranya telah diselesaikan sekaligus telah memasuki tahapan eksekusi izin.
"Sedangkan untuk pembukaan kantor pada periode itu [Januari-April 2017] hanya PT Bank Yudha Bakti di Makassar, selebihnya perubahan status maupun pemindahan alamat kantor," papar Bambang.
Kepala bagian Kemitraan dan Pengembangan Keuangan Daerah OJK Regional 6 Andi Muhammad Yusuf menambahkan, jumlah penutupan jaringan kantor bank pada tahun ini diproyeksikan masih akan bertambah terkhusus pada kabupaten karena mengikuti tren Laku Pandai yang dikembangkan bank.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, penutupan kantor bukan merupakan indikasi dari pelemahan industri perbankan lantaran digantikan dengan penetrasi pada segmen Laku Pandai.
"Ini sudah terlihat dari tahun lalu, di mana penutupan jaringan kantor bank di Sulsel mencapai 32 unit sedangkan pembukaan hanya 15 unit," urai Yusuf.
Sekedar diketahui, penetrasi pada Laku Pandai atau layanan keuangan tanpa kantor di Sulsel telah menjangkau 157.978 nasabah yang tersebar di daerah ini dan dilayani oleh 5.910 agen dari bank penyelenggara.
Di sisi lain, kinerja perbankan umum di Sulsel Maret 2017 juga mencatatkan pertumbuhan menggembirakan yakni aset kumulatif mencapai Rp130,86 triliun atau naik 8,30% secara tahunan (YoY).
Performa itu ditopang oleh penyaluran kredit per Maret 2017 sebesar Rp106,9 triliun atau tumbuh 10,99% YoY, sedangkan penghimpunan DPK bergerak naik 4,41% secara tahunan menjadi Rp83 triliun.