Bisnis.com, MAKASSAR - Kebijakan operator pelabuhan wilayah timur, PT Pelindo IV yang memberlakukan tarif khusus untuk pengiriman komoditas semen dari Makassar ke Jayapura dinilai timpang dalam menekan biaya logistik secara keseluruhan di wilayah tersebut.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulselbar, Syaifudin Saharudi mengemukakan kebijakan tersebut sebaiknya diterapkan untuk seluruh komoditas yang dikirim melalui Pelabuhan Makassar sehingga lebih efektif dalam menekan biaya logistik dan membuat harga barang lebih murah di Jayapura maupun timur secara umum.
"Apalagi tarif khusus ini hanya diterapkan Pelindo untuk semen merek tertentu, relatif tidak wajar sebenarnya jika ini diklaim dalam kerangka upaya menekan cost logistik," ujarnya, Selasa (25/4/2017).
Sekedar diketahui, Pelindo IV sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan PT Semen Tonasa terkait pengiriman langsung komoditas semen dari Makassar ke Jayapura melalui fasilitasi perseroan dengan pengenaan tarif handling pelabuhan yang jauh lebih rendah.
Menurut Syaifudin, fasilitasi pengiriman yang dilakukan oleh Pelindo IV itu juga berpotensi memperkecil peran pebisnis logistik swasta lokal lantaran menjadi langkah awal BUMN kemaritiman tersebut untuk ikut menggarap secara langsung sektor logistik.
Seharusnya, lanjut dia, Pelindo IV lebih berfokus pada penguatan pelayanan pada pelabuhan kelolaan agar tercipta efesiensi logistik di wilayah timur sekaligus memperkuat sinergitas dengan pelaku usaha kalangan swasta.
"Mestinya, service level yang jadi orientasi Pelindo IV, agar tumbuh bersama dengan swasta. Tetapi sekarang justru ikutan menjadi operator distribusi logistik, dan juga kecenderungannya malah memicu ketimpangan," katanya.
Di sisi lain, langkah Pelindo IV juga relatif kontraproduktif dengan arahan pemerintah yang menginginkan peran swasta dalam menekan biaya logistik yang masih berada dalam level tinggi di wilayah timur.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pelindo IV Baharuddin M. mengatakan pengenaan tarif terhadap pengiriman komoditas semen yang diproduksi PT Semen Tonasa merupakan implementasi dari jalinan kerjasama antarkedua BUMN tersebut.
"Bukan tarif khusus sebenarnya, tetapi tarif negosiasi. Tarifnya itu lebih rendah sekitar 10%. Karena memang ini langsung ke Papua, waktunya lebih singkat juga," katanya.
Adapun jalinan kerjasama perseroan dengan PT Semen Tonasa diklaim pula merupakan bentuk dari sinergi BUMN, yang mana kegiatan pengiriman langsung komoditas semen Makassar-Jayapura telah berjalan dengan melibatkan juga PT Samudera Indonesia.
Menurut Baharuddin, sinergitas tersebut dinilai mampu menekan harga semen hingga 40% lebih murah dari sebelumnya dan merupakan implementasi dari program pemerintah untuk menekan disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia.