Bisnis.com, MANADO -- Rute kapal roll on roll off atau RoRo Davao-General Santos-Bitung bakal dibuka tanpa uji coba terlebih dahulu. Ujicoba batal dilakukan karena operator menganti kapal dengan kapasitas yang lebih besar.
Daniel Singal Pesik, Wakil Ketua Kadin Sulawesi Utara mengatakan, Asian Marine Transportation selaku operator baka mengunakan kapal Super Shuttle RoRo 12 yang memiliki kapasitas angkut hingga 500 TEUs.
"Rencananya rute ini akan dibuka oleh Presiden Jokowi dan Rodrigo Duterte tanggal 30 April," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/4/2017).
Daniel mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk persiapan pembukaan rute yang bakal menghabiskan waktu tempu tiga hari tersebut. Rute ini memang menjadi salah satu poin kerja sama antara Kadin Sulut dengan Kadin Davao dan General Santos. Perjanjian diteken 24 Februari 2017 lalu.
Sebelumnya, Asian Marine menjadwalkan ujicoba pada 28 Maret 2017. Namun, animo yang tinggi dari pelaku usaha membuat operator mengganti kapal dengan kapasitas lebih besar.
Fernando Juan Perez, Kepala Gugus Tugas Filipina untuk Asean Roro mengatakan rute dagang Davao-Bitung bakal mengakomodasi para pengusaha di Mindanao untuk menjangkau pasar Indonesia lebih singkat dan lebih murah.
"Kami berharap para pengusaha melihat sektor ini sebagai kesempatan emas karena banyak sekali peluang di sana," ujar Perez seperti dilansir SunStar.
Untuk diketahui, selama ini hubungan dagang Mindanao dengan Sulawesi Utara harus menempuh rute Manila-Singapura-Jakarta-Bitung yang memakan ongkos hingga US$2.000 per TEUs. Sementara itu, rute langsung dari Davao ke Bitung hanya menghabiskan biaya US$550 per TEUs.
Daniel mengatakan, pembukaan rute Davao-Bitung bakal membantu pengusaha di segmen mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melakukan ekspansi ke pasar luar negeri dengan biaya lebih murah.
Dia menggambarkan, pengusaha kopra di Sangihe bisa mengirim kopra cukup satu kontainer atau 14 ton. Sebelumnya, untuk mengangkut kopra ke Filipina, pengusaha harus mengumpulkan kopra sebanyak 1.000 ton.
Daniel menuturkan, pengusaha di Kawasan Timur Indonesia bisa memanfaatkan Davao sebagai batu loncatan untuk menjangkau pasar yang lebih luas di Asia Timur. Impor barang-barang modal dari Asia Timur juga dinilai lebih efisien dilakukan melalui Davao.
"Dari segi waktu lebih cepat, dan dari segi cost juga lebih murah. Jadi mari manfaatkan rute ini," jelasnya.