Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Luhut Evaluasi Pengerjaan Fisik Proyek Makassar New Port

Bisnis.com, MAKASSAR--Kementerian Koordinator Bidang Maritim akan mengevaluasi pengerjaan fisik mega proyek Makassar New Port atau MNP yang sejauh ini masih mencatatkan progres yang cenderung lambat.
Bongkar muat petikemas di Pelabuhan Makassar, Selasa 8 November 2016./JIBI - Paulus Tandi Bone
Bongkar muat petikemas di Pelabuhan Makassar, Selasa 8 November 2016./JIBI - Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR--Kementerian Koordinator Bidang Maritim akan mengevaluasi pengerjaan fisik mega proyek Makassar New Port atau MNP yang sejauh ini masih mencatatkan progres yang cenderung lambat.

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan evaluasi tersebut untuk mengatahui secara komprehensif kendala apa yang menyebabkan pembangunan infrastruktur maritim yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) tidak mengalami progres pengerjaan fisik signifikan.

"Nanti akan kita lihat kenapa itu sampai terjadi, karena Makassar sekarang sudah 600.000 TEU's dan kita ingin nantinya bisa mencapai 3 juta TEU's." katanya usai menghadiri Forum Nasional INSA di Makassar, Kamis (16/2/2017).

Sekedar diketahui, MNP merupakan salah satu infrastruktur pelabuhan yang dibangun oleh PT Pelindo IV yang masuk dalam daftar Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Perpres No3/2016.

Sejauh ini, pengerjaan fisik MNP masih berada di bawah 50% yang mana target pengoperasian untuk tahap pertama pada 2018 mendatang.

Proyek MNP yang di-ground breaking oleh Presiden Joko Waidodo pada medio Mei 2015 silam itu terbagi dalam dua tahapan utama dan terbagi dalam beberapa fase untuk setiap tahapannya.

Berdasarkan data Pelindo IV, pengerjaan fisik MNP tahap pertama fase A masih berada pada posisi 32,74% fase B sebesar 2,94% serta fase C sebesar 10%.

Di sisi lain, lanjut Luhut, pihaknya juga mendorong Pelindo IV untuk melibatkan swasta dalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan kelolaan untuk lebih mendukung efesiensi dan produktivitas.

"Apa yang berpotensi dikerjasamakan, supaya dikerjasamakan agar kelihatan hasilnya. Jangan rakus, tidak akan mampu mengelola pelabuhan sendirian," kata Luhut.

Menurut dia, hal tersebut juga berlaku untuk seluruh Pelindo I, II dan III agar seluruh pelabuhan utama yang masuk dalam jaringan Tol Laut memiliki kualitas dan kapasitas yang ideal.

Luhut menguraikan, pelabuhan di Tanah Air secara rerata hanya mampu mengakomodir kapal 600 TEU's sedangkan untuk mengoptimalkan program Tol Laut pelabuhan memiliki kapasitas hingga 3.000 TEU's.

"Jika ini terealisasi, efesiensi dan produktivitas tentunya. Biaya logistik bisa terpangkas hingga 50%, apalagi saat ini salah satu permasalahan logistik kita di pelabuhan," katanya.

Selain itu, Luhut juga berharap terjadi harmonisasi antara operator pelabuhan atau Pelindo dengan pengguna jasa terkhusus operator pelayaran lokal yang tergabung dalam INSA.

"Saya siap memfasilitasi antara Pelindo dan INSA untuk kemudian menginventarisasi permasalahan apa saja yang jadi kendala saat ini, mencari solusi agar ada harmonisasi," katanya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan dalam waktu dekat asosiasi akan menyusun gagasan yang mana bakal diajukan kepada pemerintah sebagai bahan rumusan untuk pengembangan industri maritim di Tanah Air.

"Kami juga akan memetakan dinamika industri maritim dengan arahan Menko, sehingga nantinya operator pelayaran domestik sudah bisa melayani pelayaran internasional," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper