Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Petani Sulsel pada Juni 2025 Turun 0,58%

Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Selatan pada Juni 2025 tercatat sebesar 121,83, turun 0,58% (mtm) dari Mei 2025.
Petani membersihkan tanaman hama di sekitar tanaman daun bawang miliknya di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Minggu (20/4/2025). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petani membersihkan tanaman hama di sekitar tanaman daun bawang miliknya di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Minggu (20/4/2025). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Juni 2025 sebesar 121,83 atau mengalami penurunan 0,58% secara month to month (mtm) jika dibandingkan Mei 2025. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel Aryanto mengatakan penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami penurunan 0,35%, sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (lb) naik 0,24%. 

Penurunan indeks harga yang diterima petani pada Juni 2025 disebabkan oleh penurunan It yang signifikan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,93%. Meskipun empat subsektor lain mengalami kenaikan.

Subsektor tanaman pangan naik 0,40%; hortikultura naik 4,75%; peternakan naik 0,32%; dan perikanan naik 0,19%.

Komoditas yang mempengaruhi penurunan tersebut antara lain kakao/cokelat biji, lada/merica, dan cabai merah.

Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada seluruh subsector pertanian, yang meliputi subsektor tanaman pangan naik 0,22%; tanaman hortikultura naik 0,20%; tanaman perkebunan rakyat naik 0,30%; peternakan naik 0,27%; dan perikanan naik 0,22%.

"Komoditas yang berperan dalam kenaikan lb antara lain baeang merah, tomat dan beras," ungkap Aryanto melalui konferensi pers, Selasa (1/7/2025).

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sulsel pada Juni 2025 sebesar 126,28 atau turun 0,37% mtm jika dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan disebabkan 

indeks harga yang diterima petani (lt) turun 0,35% sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,02%. 

Terjadi penurunan signifikan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,98%. Sedangkan subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan naik 0,42%; hortikultura naik 4,54%; peternakan naik 0,11%; dan perikanan naik 0,12%.

Adapun komoditas yang menjadi penyumbang penurunan BPPBM adalah broiler starter, dedak dan bibit kelapa sawit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper