Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal II/2025 tumbuh 4,94% (year on year/yoy).
Angka pertumbuhan tersebut tercatat melambat dibandingkan kuartal I/2025 yang tumbuh mencapai 5,79% dan juga lebih rendah dibandingkan kuartal II/2024 yang menguat 4,98%.
Capaian ekonomi Sulawesi Selatan pada periode ini juga jauh di bawah capaian nasional yang berada pada level 5,12%.
Kepala BPS Provinsi Sulsel Aryanto mengatakan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel pada kuartal kedua tertekan karena lapangan usaha pertanian hanya tumbuh 3,36% yoy. Padahal pada kuartal sebelumnya, lapangan usaha ini mampu tumbuh kuat 15,73%.
Saat yang sama, ekonomi wilayah Sulsel didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memberi andil sebesar 24,27%. Sehingga secara keseluruhan memberi tekanan kepada ekonomi wilayah.
Penyebab utamanya, produksi padi dan jagung di wilayah ini menurun, meskipun produk pertanian lain seperti peternakan, rumput laut, hingga kakao tumbuh lebih baik.
Baca Juga
Dia menjabarkan, ekonomi di luar pertanian tumbuh solid. Terlihat sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 14,37%; industri pengolahan sebesar 12,63%; konstruksi sebesar 12,29%; serta informasi dan komunikasi sebesar 5,40%.
"Peranan kelima lapangan usaha tadi dalam perekonomian Sulawesi Selatan mencapai 68,96%, pertanian paling tinggi. Jadi kalau lapangan usaha ini terjadi perlambatan maka berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," ungkap Aryanto melalui konferensi pers di Makassar, Selasa (5/8/2025).
Selanjutnya, lapangan usaha perdagangan dan industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang cukup baik, masing-masing tumbuh 5,92% yoy dan 6,74% yoy pada kuartal kedua 2025. Pada ekonomi perdagangan, utamanya ditopang oleh peningkatan jumlah kendaraan baru. Ada sekitar 58.000 kendaraan di Sulsel pada kuartal II/2025, naik 11% dari tahun sebelumnya.
Sedangkan dari industri pengolahan, terjadi peningkatan produksi pada industri mikro kecil. Terutama makanan minum, galian bukan logam, tekstil, kulit, kayu, dan furniture.
Sementara itu jika dilihat dari sisi pertumbuhannya, hampir seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan. Hanya tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi yaitu pengadaan listrik dan gas; administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial; serta jasa pendidikan.
Lapangan usaha yang mencapai pertumbuhan signifikan adalah jasa lainnya sebesar 15,76%. Kemudian diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 9,69%, dan jasa perusahaan sebesar 8,24%.
Aryanto menjelaskan, lapangan usaha jasa lainnya tumbuh hingga 15,78% yoy. Penyebabnya antara lain jumlah perjalanan wisatawan nusantara meningkat 15,5%, pendapatan aktivitas jasa rekreasi dan salon meningkat, hingga peningkatan jasa hiburan di Kota Makassar.
Sedangkan lapangan usaha pertambangan mengalami percepatan akibat produksi nikel matte yang mengalami peningkatan hingga 12% yoy pada kuartal II/2025 dan produksi gas alam meningkat 8,4% yoy.
"Sementara itu secara kumulatif pada semester I/2025, ekonomi Sulsel tercatat tumbuh 5,35% (c-to-c)," tutup Aryanto.