Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Kinerja Moderat Perbankan Sulsel Berlanjut saat Pertumbuhan Ekonomi Membaik

Kinerja perbankan Sulsel masih tumbuh moderat per Maret 2025 baik dari sisi aset, penghimpunan DPK dan penyaluran kredit.
Kepala OJK Provinsi Sulsel Sulbar Moch. Muchlasin (kedua kanan), Direktur Pengawasan LJK Kantor OJK Sulsel Sulbar Budi Susetiyo (kedua kiri), Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, EPK dan LMS OJK Sulsel Sulbar Arif Machfoed (kiri),  dan Analis Senior Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Indra Natsir Dahlan berbincang disela pemaparan kinerja industri keuangan Sulsel di Makassar, Jumat (9/5/2025)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.
Kepala OJK Provinsi Sulsel Sulbar Moch. Muchlasin (kedua kanan), Direktur Pengawasan LJK Kantor OJK Sulsel Sulbar Budi Susetiyo (kedua kiri), Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, EPK dan LMS OJK Sulsel Sulbar Arif Machfoed (kiri),  dan Analis Senior Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Indra Natsir Dahlan berbincang disela pemaparan kinerja industri keuangan Sulsel di Makassar, Jumat (9/5/2025)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.

Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan kinerja perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Maret 2025 masih menunjukkan pertumbuhan yang moderat, baik dari sisi aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit.

Pada periode Maret 2025, aset perbankan Sulsel tercatat Rp204,99 triliun atau tumbuh 5,91% secara year-on-year (yoy).

DPK terhimpun Rp137,34 triliun atau tumbuh 6,55% yoy, dan kredit disalurkan sebesar Rp165,78 triliun atau tumbuh 3,76% yoy.

Kondisi ini seolah tidak sejalan dengan catatan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal I/2025 yang cukup baik di angka 5,78% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,87%.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Budi Susetiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal pertama tahun ini lebih didorong oleh penguatan sektor pertanian.

Produksi padi mengalami kenaikan signifikan hingga 139% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Diikuti oleh meningkatnya beberapa hasil pertanian lain.

Namun di balik itu, lanjut Budi, ternyata banyak petani di Sulsel yang tidak mengonversi hasil panennya menjadi rupiah, sehingga hasil yang didapatkan tidak mengarah ke bank.

Sebagian dari mereka banyak yang mengonversi ke instrumen lain seperti emas maupun komoditas olahan.

"Tentu jadi pertanyaan, apakah mereka belum percaya kepada bank atau justru memang lebih senang menyimpan dalam bentuk emas atau dalam bentuk komoditas saja," ucap dia dalam konferensi pers di Makassar, Jumat (9/5/2025).

Budi mencontohkan, beberapa petani cengkeh di Bulukumba banyak menyimpan hasil panennya dalam bentuk olahan yang diawetkan. Jadi saat panen mereka tidak langsung menjualnya.

Cengkeh yang diawetkan konon bisa disimpan hingga bertahun-tahun sehingga bisa dijual bertahap. Harapannya penjualan cengkeh bisa memberi hasil yang lebih maksimal.

"Ini barang kali yang menyebabkan kinerja perbankan di Sulsel tidak mencerminkan pertumbuhan ekonominya. Tentu ini jadi pekerjaan rumah buat kita untuk bisa menarik masyarakat sektor pertanian menyimpan uangnya di perbankan ke depannya," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper