Bisnis.com MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor yang dikirim melalui Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal I/2025 sebesar US$373,29 juta, anjlok 25,21% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$499,12 juta.
Kepala BPS Sulsel Aryanto mengatakan 3 kelompok komoditas utama ekspor mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan, yaitu nikel, besi dan baja, serta biji-bijian berminyak.
Nilai ekspor nikel pada kuartal I/2025 sebesar US$203,99 juta, turun 11,28% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Besi dan baja nilai ekspornya tercatat US$85,16 juta, turun hingga 32,58%. Kemudian biji-bijian berminyak nilainya US$24,03 juta, turun paling dalam mencapai 34,74%.
"Tiga komoditas ini menjadi penyumbang ekspor Sulsel paling banyak. Nikel bahkan memberi andil lebih dari setengahnya atau 54,65% dari total keseluruhan ekspor. Jadi jika penjualannya turun, maka akan sangat memengaruhi realisasi keseluruhan," ucap Aryanto melalui konferensi pers, Jumat (2/5/2025).
Jika dicermati realisasi tiap bulannya sepanjang tahun ini mulai Januari-Maret 2025, capaian ekspor Sulsel pada Maret 2025 menjadi yang paling buruk, hanya US$105,68 juta.
Baca Juga
Angka tersebut turun 26,34% jika dibandingkan bulan sebelumnya dan bahkan anjlok sangat dalam 40,33% jika dibandingkan posisi Maret 2024 yang mencapai US$177,11 juta.
Nikel, besi dan baja, serta biji-bijian berminyak lagi-lagi memberi pengaruh penjualan pada bulan tersebut atau Maret 2025, yang masing-masing turun 28,28%; 54,23%; dan 32,86% jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
"Sebagai tambahan, pada Maret 2025, komoditas asal Sulsel ini paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai US$61,29 juta; China dengan nilai US$34,46 juta, Taiwan dengan nilai US$2,25 juta, Bangladesh dengan nilai US$2,06 juta, dan Vietnam dengan nilai US$1,79 juta," tutur Aryanto.