Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Deflasi Lagi pada Juli 2024, Penurunan Harga Pangan Jadi Pemicu

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Juli 2024 mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0,18% (mtm).
Transaksi jual beli mulai terlihat di Pasar Baru kota Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.
Transaksi jual beli mulai terlihat di Pasar Baru kota Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.

Bisnis.com, MAKASSAR — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Juli 2024 mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0,18% (mtm), yang disebabkan turunnya harga beberapa bahan pangan.

Deflasi ini juga menjadi yang ketiga kalinya secara beruntun pada 2024, setelah pada Mei dan Juni juga terjadi kondisi serupa.

Kepala BPS Provinsi Sulsel Aryanto mengungkapkan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi yang paling besar mengalami deflasi secara bulanan mencapai 0,77%. Selanjutnya adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01%. Sementara kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami inflasi.

Komoditas yang mengalami penurunan harga atau yang memberi andil deflasi umumnya berasal dari bahan pangan. Seperti tomat yang memberi pengaruh paling besar dengan andil 0,11%. Kemudian disusul bawang merah dengan andil 0,05% dan daging ayam ras sebesar 0,04%.

Komoditas lainnya yang juga mengalami penurunan harga adalah telur ayam ras, cabai merah, kangkung, wortel, jagung manis, daun bawang, ikan gabus, cumi-cumi, angkutan udara, sawi putih/pecay/pitsai, kacang panjang, bawang putih, dan air kemasan.

"Harga pangan yang mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir memberi andil cukup besar terhadap deflasi Sulsel secara bulanan. Selama tiga bulan terakhir, harga pangan ini selalu menjadi pemicu utama," paparnya, Kamis (1/8/2024).

Sementara secara tahunan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Sehingga Sulsel tercatat mengalami inflasi sebesar 1,74% (yoy).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Tiga besar kelompok yang paling mempengaruhi adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,13%; kemudian pakaian dan alas kaki sebesar 0,72%; serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,44%.

Kemudian komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan adalah beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, gula pasir, kontrak rumah, cumi-cumi, sigaret kretek tangan (SKT), ikan layang, kopi bubuk, daun bawang, udang basah, akademi/perguruan tinggi, bensin, Sigaret Putih Mesin (SPM), tarif rumah sakit, nasi dengan lauk, mobil, ikan kembung dan biskuit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper