Bisnis.com, MAKASSAR - Kalla Group melalui anak usahanya Kalla Aspal mengoperasikan pabrik aspal emulsi di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai langkah serius perusahaan dalam mengembangkan aspal yang dianggap lebih kuat dan ramah lingkungan ini.
Sebelumnya, pabrik aspal emulsi milik Kalla Group telah berdiri di Kalimantan Timur, dengan pasar yang mencakup wilayah tersebut hingga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.
Chief Operation Officer (COO) Kalla Aspal Burhanuddin Lestim mengatakan dua pabrik baru di Palu dan Parepare telah mulai produksi tahun ini. Kapasitas masing-masing pabrik dapat menampung 3 ton aspal emulsi yang dapat menghasilkan 10 drum selama kurang lebih enam jam produksi.
Diproyeksi, pabrik ini nantinya akan melayani permintaan mitra di wilayah Sulsel, Sulteng, Sulawesi Tenggara, hingga Gorontalo.
"Adanya aspal emulsi dari Kalla Aspal ini tentunya akan semakin memudahkan para rekanan atau kontraktor dalam melakukan pengaspalan jalan hotmix di berbagai jalan wilayah Sulawesi. Karena memang selama ini, rekanan masih cukup sulit untuk mendapatkan emulsi, harganya pun cukup tinggi," ungkapnya melalui keterangan resmi, Selasa (4/6/2024).
Marketing & Operation General Manager Kalla Aspal Muhammad Sadar menambahkan, setelah dua kota tersebut, pihaknya masih akan melakukan ekspansi dengan membangun pabrik di wilayah lainnya. Target selanjutnya adalah Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Gorontalo yang akan dimulai pada awal 2025.
Baca Juga
"Ekspansi ke Sulawesi tentunya dilakukan setelah melihat kebutuhan aspal di wilayah ini. Pembangunan jalannya memang masih membutuhkan suplai aspal yang cukup besar," paparnya.
Sebagai informasi, aspal emulsi merupakan aspal yang didisversikan ke dalam air dengan bantuan emulgator atau bahan pengemulsi dalam bentuk butiran yang sangat halus. Aspal juga dibuat sangat encer dengan cara memanaskan atau mencampurnya dengan bahan bakar minyak, seperti minyak tanah.
Kalla Aspal memiliki dua jenis aspal emulsi, yakni prime coat atau CSS yang berfungsi sebagai perekat antara permukaan jalan non aspal dengan permukaan lapisan aspal baru. Kemudian, ada pula tack coat atau CRS yang berfungsi merekatkan aspal lama dan aspal baru.