Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan total penyaluran kredit dari perbankan yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mencapai Rp155,9 triliun pada posisi November 2023. Angka itu mengalami kenaikan 12,63% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp138,4 triliun.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Darwisman mengatakan pertumbuhan ini dibarengi dengan risiko kredit atau NPL yang hanya di angka 2,93%. Sehingga membuat stabilisasi sektor jasa keuangan dari sisi penyaluran kredit di wilayah ini cukup terjaga.
“Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,01% dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan 2,93%," ungkapnya, Selasa (16/1/2024).
Dari sisi pihak penyalur kredit, bank umum tercatat masih memberi kontribusi paling besar mencapai Rp153 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp135,8 triliun.
Sementara BPR tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp2,9 triliun, tumbuh tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp2,6 triliun.
Sedangkan dari sektor penyalurannya, kredit di Sulsel tercatat masih didominasi oleh kredit produktif sebesar Rp88,1 triliun atau 56,46% dari total penyaluran. Sisanya kredit konsumtif tercatat sebesar Rp67,9 triliun atau 43,54%.
Baca Juga
Darwisman menambahkan, secara umum kinerja industri keuangan Sulsel hingga November 2023 masih cukup stabil dan terjaga. Hal ini didukung oleh aset perbankan yang tumbuh 10,85% (yoy) atau telah mencapai Rp188,7 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) pun tercatat mengalami pertumbuhan 6,74% atau mencapai Rp124,9 triliun pada November 2023. Dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya, DPK perbankan Sulsel hanya tercatat Rp117 triliun.
"Secara umum, stabilitas sektor jasa keuangan Sulsel cukup terjaga, didukung oleh pemodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai," tuturnya.