Bisnis.com, MAKASSAR — Penerimaan kepabeanan dan cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang tahun ini hingga Juli 2023 tercatat sebesar Rp203,94 miliar, mampu tumbuh 5,63 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp193,07 miliar (yoy).
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Nugroho Wahyu Widodo menjelaskan, penerimaan cukai yang tumbuh paling tinggi mencapai 74,63 persen mampu mendongkrak pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai secara keseluruhan.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan penerimaan cukai MMEA atau minuman keras yang tumbuh secara meyakinkan mencapai 80,49 persen (yoy) dan rokok yang tumbuh 74,47 persen (yoy).
"Cukai tembakau tumbuh 74,47 persen karena terus dilakuakan penggempuran terhadap rokok ilegal. Dengan rokok ilegal yang terus dilakukan operasi oleh bea cukai, membuat rokok dari internal kita dari Sulsel bisa tumbuh meyakinkan," paparnya, Selasa (15/8/2023).
Secara realisasi, penerimaan cukai hingga Juli 2023 tercatat mencapai Rp61,41 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp35,17 miliar. Sementara andil terbesar penerimaan bea cukai berasal dari penerimaan bea masuk yang mencapai Rp120,21 miliar kendati realisasinya mengalami kontraksi 11,44 persen.
Penerimaan pada bea masuk didorong oleh komoditas raw sugar yang menyumbang hingga Rp18,9 miliar pada Juli 2023, melonjak 143,62 persen dibanding bulan sebelumnya. Kontribusi komoditas ini pada bulan tersebut pun merupakan yang tertinggi sepanjang 2023 dengan porsi 38,50 persen dari total penerimaan.
Baca Juga
Sedangkan penerimaan bea keluar hingga Juli 2023 tercatat sebesar Rp22,32 miliar, tumbuh 0,68 persen dibanding tahun lalu yang hanya Rp22,17 miliar. Palm kernel shell kembali berkontribusi sebesar Rp1,2 miliar pada Juli 2023seiring turunnya curah hujan yang menyebabkan optimalnya produksi komoditas ini.