Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Investasi 2023: Sulsel Bersiap Bangun Kawasan Peternakan Rp36,37 Miliar

Sapi-sapi di Sulsel nantinya tidak hanya langsung dijual dalam bentuk hewan hidup, tetapi dijual dalam bentuk produk turunan.
Seorang penyuluh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone, Sulsel tengah memeriksa salah satu sapi di peternakan yang ada di Desa Lampoko. Di wilayah ini rencananya akan dibangun kawasan industri peternakan budidaya sapi potong./Bisnis-Paulus Tandi Bone.
Seorang penyuluh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone, Sulsel tengah memeriksa salah satu sapi di peternakan yang ada di Desa Lampoko. Di wilayah ini rencananya akan dibangun kawasan industri peternakan budidaya sapi potong./Bisnis-Paulus Tandi Bone.

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Pemerintah Kabupaten Bone, dan Bank Indonesia tengah berkongsi mendorong terbentuknya kawasan industri sektor peternakan di Sulsel.

Mereka akan mencoba menarik investor untuk membangun sentra budi daya sapi potong terintegrasi dengan pengembangan produk olahan sapi. Anggarannya tengah dicari melalui skema investasi yang ditaksir mencapai Rp36,37 miliar.

Sumber daya peternakan khususnya sapi potong di Sulsel yang sudah cukup mampu untuk dikembangkan ke arah produksi olahan dalam mendukung komitmen hilirisasi, menjadi arah pembangunan kawasan budi daya sapi potong ini.

Jadi sapi-sapi di Sulsel nantinya tidak hanya langsung dijual dalam bentuk hewan hidup, seperti yang dilakukan selama ini. Melainkan dijual dalam bentuk produk turunannya, baik berupa daging beku ataupun daging kemasan.

Lantas Kabupaten Bone dijadikan sentra budi daya karena populasi sapi potong di wilayah ini cukup banyak dengan kualitas yang terjaga. Selain itu komitmen pemerintah daerah dalam penyediaan fasilitas bagi calon pengembang juga dinilai maksimal.

Secara umum berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total populasi sapi potong di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2022 mencapai 1,48 juta ekor. Angka tersebut menjadikan Sulsel sebagai provinsi dengan populasi sapi potong terbanyak ketiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dari total keseluruhan populasi sapi potong di Sulsel, lebih dari 30 persennya atau sekitar 450.000 ekor berada di Kabupaten Bone.

Bupati Bone Fahsar M Padjalangi mengatakan, wilayahnya sejak dulu memang dikenal menjadi salah satu daerah dengan populasi sapi terbesar di Indonesia. Hal ini cukup didukung dengan kondisi masyarakatnya yang terampil dan dekat dengan sektor peternakan.

"Di Bone itu potensi peternakannya memang besar, apalagi sapi. Masyarakat di sini hampir seluruhnya pasti punya sapi. Jadi SDM di sini juga begitu handal dalam hal peternakan," papar Fahsar kepada Bisnis, belum lama ini.

Selain dikenal memiliki populasi sapi yang besar, Kabupaten Bone hingga saat ini juga menjadi penyuplai utama kebutuhan sapi di beberapa wilayah sekitar seperti ke beberapa provinsi di Sulawesi dan Kalimantan. Selain itu beberapa wilayah Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua juga kerap menyuplai dari wilayah ini.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menambahkan, pihaknya siap memberi kemudahahan bagi para calon investor yang akan menanamkan modalnya di lokasi budi daya sapi potong ini dengan jaminan berbagai regulasi.

Pemprov Sulsel ditegaskannya telah menetapkan diri sebagai daerah ramah investasi yang diwujudkan melalui serangkaian peraturan atau regulasi yang mendukung percepatan investasi seperti Perda Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Penanaman Modal, Perda Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Insentif Investasi Dan Kemudahan Berusaha, dan Pergub 35 Tahun 2020 Tentang Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, Dan Pariwisata (Pinisi) Sulsel.

"Dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki tersebut dan dilengkapi segala kemudahan peraturan ini, maka kami harap antusiasme para calon investor menanamkan modalnya di Bone untuk sapi potong. Saya meyakini potensi disana akan sangat besar karena Bone merupakan salah satu pemasok terbesar sapi ke beberapa daerah," jelas Andi Sudirman.

Sementara Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Causa Iman Karana ada beberapa alasan mengapa budidaya sapi potong ini perlu didorong. Salah satunya karena praktek bisnis ternak di Kabupaten Bone cenderung masih konvensional.

Banyak pihak-pihak yang belum memanfaatkan penjualan dari produk olahan ternak. Padahal jika menjual produk olahan, keuntungan yang didapatkan bisa lebih tinggi dibanding hanya menjual ternak hidup.

Selain itu, pasokan daging yang belum bisa mencukupi untuk memenuhi permintaan daging di Indonesia akan menjadi peluang besar pengembangan industri ini. Hal tersebut didukung potensi alam Bone dan populasi sapi yang belum terkelola secara optimal.

"Di Indonesia, khususnya di Sulsel ini kan masih kurang pemasaran hasil ternak yang berupa daging beku, pupuk organik, padat cair, dan lainnya. Tentu peluang ini perlu segera direalisasikan sehingga ada investor yang tertarik menanam modal," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper