Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Terparah 10 Tahun Terakhir Terjang Makassar, 2.947 Jiwa Mengungsi

Sebagian dari mereka diungsikan di lokasi pengungsian yang tersebar di 28 titik.
Warga terdampak banjir menerima pembagian sembako di Kecamatan Tallo di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/2/2023). PT Tridaya Auto sebagai dealer mobil Chery bekerjasama PMI Kota Makassar memberikan 500 paket sembako kepada warga terdampak banjir di kecamatan Tallo Makassar./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Warga terdampak banjir menerima pembagian sembako di Kecamatan Tallo di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/2/2023). PT Tridaya Auto sebagai dealer mobil Chery bekerjasama PMI Kota Makassar memberikan 500 paket sembako kepada warga terdampak banjir di kecamatan Tallo Makassar./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar mencatat jumlah korban terdampak banjir di wilayahnya mencapai 2.947 jiwa yang berasal dari 12 kecamatan. Sebagian dari mereka diungsikan di lokasi pengungsian yang tersebar di 28 titik.

Jumlah titik pengungsian pada Selasa (14/2/2023) bertambah dibanding hari sebelumnya menyusul bertambahnya korban dampak banjir. Namun sebagian di antara mereka terpantau telah pulang dan ada yang memilih tidak mengungsi.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan setiap titik pengungsian disediakan dapur umum dan fasilitas pelayanan kesehatan, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para warga dan menjaga kesehatannya dari dampak yang bisa ditimbulkan.

"Kita siapkan dapur umum dan pelayanan kesehatan gratis untuk para korban, dapur umum supaya mereka tidak pusing lagi dengan kebutuhan makan mereka dan fasilitas kesehatan supaya terhindar dari penyakit," ungkapnya, Selasa (14/2/2023).

Danny Pomanto sapaan Wali Kota Makassar menyatakan bahwa banjir kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi, bukan karena drainase yang tersumbat atau akibat dari proyek reklamasi. Banjir kali ini dianggapnya juga berbeda dengan banjir-banjir sebelumnya yang disebabkan karena pengembang membuat rumah di tempat air. 

"Banjir yang terjadi kali ini lantaran hujan lebat yang setara dengan hujan selama tiga bulan, maka dia tumpah dan tidak ada drainase yang mampu mengalirkan," paparnya.

Banjir kali ini juga diklaim menjadi banjir terparah dalam periode 10 tahun terakhir. Sejak 2012 hingga 2017 frekuensi kejadian bencana di Sulsel hanya di bawah 100 kali dan tren 2018 hingga 2022 intensitasnya meningkat hampir dua kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper