Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mencatat telah terjadi 151 kasus kebakaran di wilayahnya sepanjang 2022. Sebagian besar di antaranya diakibatkan oleh korsleting listrik.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar Hasanuddin mengatakan kebakaran akibat korsleting listrik terjadi sebanyak 88 kasus. Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding kebakaran yang terjadi karena alang-alang yang hanya tercatat 14 kasus.
Sementara penyebab lainnya, kebakaran akibat tabung gas sebanyak 9 kasus, akibat lilin sebanyak 1 kasus, dan 25 kasus lainnya disebabkan faktor di luar beberapa hal tersebut.
Objek kebakaran pun beragam, paling banyak adalah kios dengan 935 kasus, rumah 170 kasus, kendaraan 44 kasus, tempat usaha 11 kasus, gudang 6 kasus, dan 52 kasus lainnya merupakan objek di luar hal tersebut.
"Dari total kasus kebakaran yang terjadi, luas area yang terdampak mencapai 22.175 meter persegi. Kerugian yang dialami pun ditaksir mencapai Rp21,6 miiar," ujar Hasanuddin di Makassar, Senin (9/1/2023).
Jika melihat perbandingan kasus dalam lima tahun terakhir, kasus kebakaran paling banyak terjadi pada 2019 dengan total 305 kasus, meningkat dibanding 2018 yang hanya 209 kasus.
Baca Juga
Jumlah kasus kebakaran pada 2020 sempat menurun di angka 141 kasus, dan turun lagi pada 2021 di angka 138 kasus. Namun jumlahnya sedikit meningkat pada 2022 dengan 151 kasus.
Taksiran kerugian juga paling tinggi pada 2019 mencapai Rp25,5 miliar, sementara pada tahun sebelumnya hanya Rp22,04 miliar.
Sementara pada 2020 ditaksir kerugian mencapai Rp11,5 miliar, pada 2021 mencapai Rp22,01 miliar, dan pada 2022 mencapai Rp21,6 miliar.
"Dari semua kasus selama 2022, sekitar 60 persen dipadamkan oleh warga itu sendiri atau pemilik rumah. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa yang tercatat," tutur Hasanuddin.