Bisnis.com, MAKASSAR - Ramadan dan hari raya Idulfitri menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II/2022.
Kepala Bank Indonesia (BI) Sulsel Causa Iman Karana mengatakan, berdasarkan Kelompok Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Sulsel didorong oleh andil beberapa LU, antara lain Perdagangan, Industri Pengolahan, dan Transportasi. Andil masing-masing LU tersebut adalah 15,10 persen, 12,50 persen, dan 3,90 persen.
LU Perdagangan tumbuh sebesar 9,82 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,83 persen (yoy). Pertumbuhan utamanya dipengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat selama periode Ramadan dan HBKN Idulfitri.
Lapangan Usaha Industri Pengolahan tumbuh sebesar 13,26 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,12 persen (yoy). Disebabkan oleh kenaikan dari Industri Makanan-Minuman yang meningkat signifikan khususnya pada Ramadan dan Idulfitri.
LU Transportasi juga tumbuh 26,42 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,88 persen (yoy) utamanya dipengaruhi oleh relaksasi pembatasan mobilitas masyarakat dan periode mudik Lebaran.
Sementara berdasarkan Kelompok Pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan II/2022 didorong oleh komponen ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Baca Juga
Ekspor Barang dan Jasa Sulsel tumbuh sebesar 44,11 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 77,10 persen (yoy). Sementara Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 6,83 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,24 persen (yoy) utamanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi masyarakat yang terus meningkat.
“Beberapa faktor tersebut membuat ekonomi Sulsel tumbuh 5,18 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,27 persen (yoy). Kinerja perekonomian Sulsel ini menunjukkan perbaikan seiring dengan tren peningkatan mobilitas masyarakat pasca relaksasi,” ungkap Causa, Selasa (9/8/2022).
Causa menambahkan, pertumbuhan ekonomi Sulsel diprakirakan akan terus meningkat sepanjang 2022 ini seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat pasca pembatasan mobilitas masyarakat selama dua tahun pandemi.
Kondisi ini didukung dengan adanya akselerasi vaksinasi serta implementasi adaptasi kebiasaan baru. Bank Indonesia dikatakannya akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi Sulsel dan menjaga stabilitas inflasi pada sasaran 3±1 persen pada 2022.
Sementara Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan pertumbuhan positif ini memperlihatkan upaya dari berbagai pihak di wilayahnya dalam pemulihan ekonomi.
“Alhamdulillah, ini pertumbuhan ekonomi tertinggi secara triwulanan sejak tahun 2018. Ini juga sebagai wujud kita bangkit dalam pemulihan ekonomi. Yang diharapkan dapat menggeliatkan perekonomian masyarakat. Insya Allah secara bertahap dan sinergi bersama kita wujudkan upaya pemulihan ekonomi Sulsel ke arah lebih baik," tutupnya.