Bisnis.com, MAKASSAR - Sistem pembayaran melalui Quick Response Indonesia Standard atau QRIS di Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan positif. Merujuk pada data Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel, hingga Juni 2020 tercatat ada 92.009 merchant yang sudah menggunakan QRIS.
Jumlah tersebut bahkan tumbuh sebesar 173 persen (ytd) sejak Desember 2019. Kepala BI Sulsel Bambang Kusmiarso menjelaskan tingkat pertumbuhan itu, bahkan melampaui pertumbuhan nasional yang tumbuh di angka 127,1 persen (ytd).
"Angka tersebut menjadikan Sulsel sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan merchant tertinggi di Indonesia," jelas Bambang pada Bussiness Gathering yang digelar secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Secara rinci, Bambang menerangkan, perkembangan jumlah merchant di Sulsel didominasi oleh Kota Makassar. Yang mana 65 persen dari total merchant pengguna QRIS pangsanya terdapat di Makassar. Lalu, Kabupaten Gowa dengan pangsa sebesar 6 persen. Selanjutnya Kota Parepare dengan pangsa 5 persen.
"Sisanya di daerah lain, yang memiliki pangsa 3 persen ke bawah," kata Bambang.
Pertumbuhan itu, membuktikan bahwa komitmen BI berjalan maksimal dalam mendorong inovasi sistem pembayaran secara digital itu. Bahkan, sejak digaungkan pada Agustus 2019 lalu, BI Sulsel mulai gencar melakukan sosialisasi guna mendukung perekonomian digital, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Baca Juga
Sebelumnya, Bambang menyatakan kehadiran inovasi tersebut menjadi momentum bagi kawasan timur Indonesia untuk menunjukkan akselerasinya dalam mengembangkan ekonomi digital. Sejauh ini, QRIS dinilai hadir sebagai jawaban akan pertumbuhan instrumen dan sarana pembayaran ritel elektronik di Indonesia yang kian pesat.
Sejak digaungkan mulai Agustus 2019 lalu, QRIS hadir sebagai jawaban akan pertumbuhan instrumen dan sarana pembayaran ritel elektronik di Indonesia yang kian pesat. Sebagai pintu gerbang di Timur Indonesia, Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah yang dipilih untuk menggencarkan pengimplementasian QRIS.
"Untuk memaksimalkan pertumbuhan itu, kami juga terus berupaya untuk mengembangkan ekonomi digital di KTI, khususnya di Sulsel. Potensi itu didorong dengan pesatnya populasi milenial di KTI.
Menurut Bambang, kelompok milenial menjadi salah satu faktor dan kunci keberhasilan untuk mengembangkan ekonomi digital. Di KTI sendiri diperkirakan ada 20,2 juta populasi milenial atau 7,4 persen dari total penduduk Indonesia pada 2020.