Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan kredit pada sektor UMKM pada kuartal II/2020 tumbuh sebesar 2,4 persen (yoy). Triwulan sebelumya, penyaluran kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 6,9 persen (yoy).
Kepala BI Sulsel Bambang Kusmiarso memaparkan lebih rendahnya pertumbuhan penyaluran kredit tersebut dipengaruhi oleh capaian pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja yang mengalami deselerasi masing-masing sebesar 2,0 persen dan 2,5 persen (yoy).
"Angka itu lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kredit di triwulan sebelumnya yang tercatat 5,5 dan 7,4 persen (yoy)," papar Bambang dalam Business Gathering Bank Indonesia Sulsel yang digelar secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Ia merincikan, berdasarkan sub segmen, kredit menengah menjadi faktor utama penurunan kinerja pertumbuhan kredit UMKM. Pertumbuhan kredit menengah pada kuartal II/2020 terkontraksi 1,2 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,5 persen (yoy).
Kinerja kredit menengah tersebut berkontribusi sebesar -0,4 persen terhadap total kredit UMKM. Adapun sub UMKM lainnya, yaitu kredit mikro dan kecil dengan kontribusi sebesar 2,7 persen terhadap pertumbuhan kredit UMKM. Masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,0 persen (yoy).
"Melambatnya pertumbuhan kredit UMKM juga tercermin dari kontraksi penyaluran kredit pada sektor perdagangan yang merupakan sektor katalis pertumbuhan kredit UMKM," terang Bambang.
Baca Juga
Selain itu, penyaluran kredit pada sektor perdagangan juga mengalami kontraksi sebesar 2 persen pada kuartaL II/2020.
Bambang menyatakan, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 3 persen, di tengah penyaluran kredit pada sektor pertanian yang tumbuh lebih tinggi yaitu 30 persen di periode yang sama.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit di sektor pengangkutan mengalami pertumbuhan yakni sebesar 15 persen. Kendati bergerak naik, namun angka tersebut dinilai belum mampu mendorong pertumbuhan penyaluran kredit sektor UMKM mengingat pangsanya yang relatif kecil. Adapun penyaluran kredit di sektor jasa dunia usaha terkontraksi cukup dalam menjadi -17 persen (yoy).
"Jadi, melambatnya pertumbuhan kredit UMKM ini diiringi oleh risiko kredit yang lebih terjaga. Rasio NPL kredit UMKM tetap berada di bawah ambang batas 5 persen. NPL tercatat sebesar 3,9 persen pada kuartal II/2020, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada posisi 4,3 persen," terang Bambang.
Ke depan kata Bambang, Bank Indonesia bersama pihak terkait akan terus mendorong perkembangan UMKM dengan tetap menjaga kualitas kreditnya. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan peran UMKM dalam perekonomian, sebagaimana kewajiban penyaluran kredit kepada sektor UMKM setidaknya mencapai 20 persen.
"Dalam hal ini, perbankan di Sulsel telah melampaui ketentuan tersebut dengan menyalurkan 29,7 persen kredit kepada sektor UMKM pada triwulan berjalan," kata Bambang. (k36)