Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penutupan Layanan GoLife Dinilai Wajar di Tengah Pandemi

Langkah Gojek menutup layanan GoLife dan fokus pada core bussiness-nya dinilai sudah sangat tepat. Sebab jika layanan tersebut dipaksakan tetap dibuka akan berpotensi menimbulkan inefisiensi.
Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir (kanan) dan Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo menyambut kedatangan impor masker untuk disediakan kepada para mitra driver dan tenaga medis Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (1/4/2020)./Dok. Istimewa-Gojek
Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir (kanan) dan Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo menyambut kedatangan impor masker untuk disediakan kepada para mitra driver dan tenaga medis Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (1/4/2020)./Dok. Istimewa-Gojek

Bisnis.com, MAKASSAR - Pengamat Ekonomi Sulawesi Utara Frederik G Worang menilai langkah Gojek menutup layanan GoLife dan fokus pada core bussiness-nya sudah sangat tepat. Sebab jika layanan tersebut dipaksakan tetap dibuka akan berpotensi menimbulkan inefisiensi.

"Yang ditutup itu layanan yang mengharuskan pertemuan fisik seperti GoClean dan GoMassage, itu tidak akan jalan selama pandemi ini. Kalau tetap jalan akan dianggap mengabaikan upaya pencegahan Covid-19 dan terjadi inefesiensi," ujar Frederik dalam keterangan yang diterima Bisnis.com, Jumat (26/6/2020).

Meski konsekuensinya harus mengurangi banyak sumber daya manusia (SDM), Frederik meyakini strategi bisnis yang dilakukan Gojek telah mempertimbagkan berbagai aspek, tidak hanya profit tapi juga tanggung jawab sosial.

"Dalam bisnis umumnya berprinsip bagaimana dengan input kecil menghasilkan profit semaksimal mungkin bahkan kadang mengabaikan faktor kemanusiaan. Tapi saya yakin Gojek tidak seperti itu. Gojek memulai bisnisnya dari sangat kecil dan memberdayakan orang banyak. Pasti langkah pengurangan SDM-pun sudah dipertimbangkan," ungkap Frederik.

Frederik meyakini Gojek akan tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi selama pandemi Covid-19, pasalnya layanan inti Gojek selama pandemi, seperti GoSend dan GoFood justeru mengalami peningkatan. "Saya fikir mereka sudah mempertimbangkan kerugian dan profit yang akan didapat. Daripada semua terhenti, lebih baik ada yang dikorbankan. Itu normatif dan wajar".

Selain itu, Frederik meyakini perusahaan sekelas Gojek akan memberikan kompensasiya yang layak terhadap SDM yang diberhentikan agar tetap bisa menopang perekonomian setelah keluar dari perusahaan.

"Saya yakin Gojek akan memperhatikan tanggungjawab sosial terhadap SDM yang diberhentikan," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler