Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terapkan New Normal, Pemkot Makassar Diminta Perhatikan Poin Ini

Untuk kondisi terbuka saat ini pada akhirnya Teori Darwin akan berlaku yakni; yang kuat, yang bisa bertahan.
Salah satru jalan di Makassar ditutup untuk mencegah penyebaran corona./Antara/Arnas Padda
Salah satru jalan di Makassar ditutup untuk mencegah penyebaran corona./Antara/Arnas Padda

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar mengaku siap memberlakukan konsep tatanan hidup Baru Atau new normal. Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Yusuf menyatakan, pihaknya akan menerapkan tatanan new normal dengan mempersiapkan 5 protokol kesehatan.

Kelima protokol kesehatan itu yakni penggunaan masker, jaga jarak, rutin cuci tangan, olahraga, dan pemenuhan nutrisi lokal untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat. Yusran menyebut, terdapat dua poin tambahan dalam protokol kesehatan sebelumnya yakni olahraga dan pemenuhan nutrisi.

"Jika selama ini kita hanya masifkan pola pencegahan dengan maka dengan konsep baru ini kita tambahkan dua poin penting lainnya yakni olahraga dan pemenuhan nutrisi tubuh yang bersumber dari tanaman lokal kita. Ini sesuai hasil riset secara ilmiah dari Universitas Hasanuddin tentang Local Herd Immunity berbasis kearifan lokal yang akan kita implementasikan di Makassar," terang Yusran, Selasa (26/5/2020).

Menanggapi hal itu, Pengamat kebijakan publik, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Andi Yani mengemukakan ada sejumlah poin yang mesti diperhatikan pemerintah jika betul mengaku siap dalam penerapan tatanan hidup baru ini. Yani tak menampik bahwa hadirnya kebijakan itu membuat kita mau tidak mau harus bisa berdamai dengan virus Corona.

Menurut Yani, tak ada yang mampu memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Terlebih belum ditemukannya vaksin untuk mematikan virus tersebut. Olehnya itu, menurut Yani dalam penerapan new normal pemerintah seharusnya mengambil langkah disertai dengan data lengkap dan akurat.

"Kalau saya melihat, ada kebijakan yang harus diakomodasi. New normal ini diterapkan tanpa data. Mininimal ada peniliaan serta evaluasi dari sejumlah lokasi. Apa yang terjadi pasca pembatasan sosial berskala besar (PSBB) misalnya. Bagaimana kondisi daerah yang jadi episentrum. Jadi saya tidak bisa katakan buru-buru atau tidak, tapi harus berdasarkan data untuk membuat sebuah kebijakan," ungkap Yani.

Ia mencontohkan di Sulsel, khususnya Makassar dan Gowa, angka kasus Covid-19 bahkan cenderung masih mengalami peningkatan. Yani menjelaskan, pada kasus itu, sebaiknya tidak melihat tingginya angka, tetapi melihat hal yang dilakukan sampai terjadi lonjakan kasus. Misalnya dengan adanya tes yang intensif.

"Jadi, bukan karena coverage. Bisa saja mereka akhirnya tidak menggelar tes, akhirnya angka turun. Jadi untuk buat kebijakan jangan lihat naik atau turunnya angka, tapi penyebaran," kata Yani.

Menurutnya, untuk kondisi terbuka saat ini pada akhirnya Teori Darwin akan berlaku yakni; yang kuat, yang bisa bertahan. Namun, menurutnya pembiaran dalam teori itu juga tidak tepat dilakukan. Yang terpenting menurut Yani adalah kekuatan adaptasi, sebab imun tiap orang berbeda-beda. Bisa saja justru akan terjadi seleksi alam.

Olehnya itu, ia berharap pada penerapan new normal ini, pemerintah juga harus memberi intervensi terhadap kelompok rentan. Jangan sampai kata Yani, terdapat kelompok masyarakat yang tergeser, khusunya mereka dengan kategori ekonomi rendah.

"Orang jadi tidak bisa berdaptasi. Pemerintah harus melihat apakah kebijakan ini bisa masuk untuk semua kalangan," ungkap Yani.

Yang terpenting menurut Yani, jika new normal diberlakukan metode sosialisasi harus berjalan maksimal, dan pemerintah tidak melupakan keberadaan masyarakat pada level paling bawah. Pemerintah harus menggandeng masyarakat pada tingkatan itu, untuk ada di garis depan. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper