Bisnis.com, MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,27 persen pada kuartal I/2020. Angka ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2019 yang mencapai 6,57 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono mengatakan meski mengalami perlambatan, sejumlah lapangan usaha masih mencatatkan pertumbuhan yang relatif tinggi.
"Pertama sektor informasi dan komunikasi tumbuh 19,33 persen. Disusul oleh jasa kesehatan 14,02 persen, serta pengadaan listrik dan gas tumbuh 8,46 persen," ujar Ateng, Selasa (5/5/2020).
Dia menuturkan bahwa pertumbuhan pada sektor informasi dan komunikasi dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan yang dilakukan dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 dan pemberlakuan kebijakan work from home (WFH) dan school from home (SFH) yang memicu meningkatnya traffic data.
Kebijakan WFH dan SFH juga memicu peningkatan konsumsi listrik rumah tangga. Sedangkan pertumbuhan di sektor jasa kesehatan meningkat karena pemerintah mengalihkan dana untuk pencegahan Covid-19, serta disebabkan adanya peningkatan pendapatan rumah sakit dan klinik akibat wabah DBD dan Covid-19.
Sementara itu, untuk sektor pertanian, perdagangan, kontruksi, dan industri pengolahan juga masih mencatatkan pertumbuhan, meski mengalami perlambatan dibandingkan kuartal I/2019. Empat sektor tersebut merupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut.
Pada kuartal I/2020, sektor pertanian hanya tumbuh 2,26 persen. Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11,95 persen. Perlambatan pertumbuhan, kata Ateng, karena adanya pola pergesaran musim sehingga ada pola pergeseran tanaman pangan.
"Di Sulut dampaknya cukup signifikan terhadap pertumbuhan tanaman pangan. Namun, beberapa lapangan usaha pertanian masih tumbuh cukup baik, seperti tanaman holtikultura semusim, tanaman perkebunan tahunan. Walau enggak tinggi tapi lumayan bagus karena ada peningkatan ekspor komoditi perkebunan.
Adapun sektor perdagangan tercatat tumbuh 7,01 persen, sektor kontruksi tumbuh 4,43 persen, dan sektor industri pengolahan tumbuh 5,68 persen.