Bisnis.com, MANADO - Konsumsi rata-rata harian avtur sepanjang arus Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Bandara Sam Ratulangi Kota Manado tumbuh dual digit dibandingkan konsumsi rata-rata harian avtur sepanjang 2019.
Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Hatim Ilwan mengatakan konsumsi avtur di Bandara Sam Ratulangi Manado selama periode khusus natal 2019 dan tahun baru 2020 ini mengalami lonjakan hingga 16,6%.
Menurutnya, selama periode khusus itu, konsumsi rata-rata harian avtur mencapai 166 kiloliter (KL) per hari. Padahal, konsumsi rata-rata harian normal sepanjang 2019 hanya sekitar 142 KL per hari.
"Pertumbuhan ini tak lepas dari Sulut [Sulawesi Utara] sebagai tujuan wisata dan mudik natal," katanya di Manado, Sabtu (11/1/2020).
Dia menambahkan konsumsi avtur di bandara Sam Ratulangi Manado yang dipasok oleh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina Samratulangi selama periode Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 itu juga mengalami pertumbuhan yang signifikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Hampir mencapai 10%, tepatnya 9,7%. Periode natal dan tahun baru tahun lalu konsumsinya sekitar 151 KL per hari," ujarnya.
Hatim mengungkapkan dari seluruh wilayah operasi Pertamina MOR VII yang mencakup seluruh provinsi di Sulawesi, DPPU Sam Ratulangi merupakan bandara dengan konsumsi paling tinggi nomor 2 setelah DPPU Hasanuddin yang menyuplai avtur untuk kebutuhan bandara internasional Sultan Hasanuddin di Makassar.
Menurutnya, 5 DPPU lainnya yang berada di wilayah Pertamina MOR VII selain Hasanuddin dan Sam Ratulangi yakni Mutiara di Palu, Jalaluddin di Gorontalo, Haluoleo di Kendari, Bubung di Luwuk dan Tampa Padang di Mamuju.
"Tentu kita berharap pertumbuhan avtur terus meningkat di bandara internasional Sam Ratulangi ini ke depannya," katanya.
Apalagi, lanjutnya, Sulawesi Utara juga telah ditetapkan sebagai salah satu dari lima destinasi wisata superprioritas oleh pemerintah.
Pada periode Natal 2019 dan Tahun 2020 kali ini terdapat perbedaan penggunaan jenis pesawat oleh maskapai pelat Garuda Indonesia, jika dibandingkan pada periode Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Maskapai plat merah itu meluncurkan layanan penerbangan pergi pulang Manado—Jakarta dengan menggunakan pesawat jenis Airbus A330—200 (A332) mulai 8 November 2019. Sebelumnya, rute itu dilayani dengan menggunakan Boeing 737-800NG.
Dihubungi terpisah, General Manager PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Manado Mac Fee Kindangen mengungkapkan bahwa pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Airbus A330-200 tentunya memiliki biaya yang lebih besar ketimbang pesawat berbadan kecil (narrow body) seperti Boeing B737-800NG.
"Tapi untuk A330-200 kapasitas lebih besar," katanya saat dihubungi Bisnis, Sabtu (11/1/2020).
Jika dibandingkan, A330-200 mampu menampung 222 penumpang dengan konfigurasi 36 kursi kelas bisnis dan 186 kursi kelas ekonomi. Sementara, B737-800NG hanya mampu menampung 162 penumpang dengan konfigurasi 12 kursi kelas bisnis dan 150 kursi kelas ekonomi.
Sebelumnya, Garuda Indonesia Kantor Cabang Manado telah melaporkan pertumbuhan isian penumpang sebesar 16% secara tahunan pada periode Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Agny Gallus Pratama, Sales dan Service Manager Garuda Indonesia Branch Office Manado mengungkapkan terjadi kenaikan isian penumpang pada periode Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Menurutnya, isian penumpang naik 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dia membeberkan bahwa pendorong pertumbuhan yakni penggunaan pesawat berbadan besar untuk rute pergi pulang Manado—Jakarta. Apalagi, emiten berkode saham GIAA itu juga memberikan potongan harga untuk kelas bisnis.
“[Pendorong pertumbuhan isian penumpang] besarnya animo masyarakat dalam menaiki pesawat Airbus ini,” jelasnya.
Agny mengklaim penggunaan pesawat A332 memiliki kinerja yang baik. Pasalnya, tingkat isian pesawat berada di atas 85%, khususnya pada November 2019.