Bisnis.com, MAKASSAR -- Melihat potensi besar yang dimiliki Sulsel di sektor pariwisata. Pelaku industri yang terlibat di dalamnya dituntut untuk menghadirkan inovasi dalam mendukung pertumbuhan pariwisata di Sulsel.
Kali ini pelaku industri pariwisata di Sulsel berupaya itu menggagas paket wisata penta helix.
Paket wisata penta helix yang merupakan bentuk sinergitas dari berbagai elemen bakal didorong untuk mendukung pelaksanaan event nasional Toraja Internasional Festival atau TIF 2019 yang berlangsung di Kete Kesu, Toraja Utara pada 19-21 Juli 2019.
Ketua DPD Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sulsel, Didi L Manaba menilai event yang telah tujuh kali digelar di Toraja ini perlu mendapat dukungan dari sejumlah pihak termasuk stakeholder di Sulsel.
"Kita perlu ikut berpartisipasi meramaikan event yang sudah masuk dalam 100 event wonderful Indonesia ini. Ini kegiatan bergengsi nasional perlu kita dukung bersama-sama," jelas Didi, Senin (15/7).
Didi menyatakan, telah meminta sejumlah anggota Asita untuk membuat variasi paket wisata yang bisa memfasilitasi sejumlah pihak mengikuti rangkaian kegiatan TIF 2019. Sehingga paket tour tersebut dinamakan "Paket Pentahelix TIF 2019.
Baca Juga
Variasi paket wisata itu kata Didi, merupakan bentuk apresiasi pelaku industri di Sulsel dalam mendorong promosi destinasi andalan Sulsel ke mancanegara.
Melalui paket wisata penta helix, Asita akan merancang variasi paket mulai dari personal grup hingga korporasi.
"Badan Promosi juga akan dilibatkan dalam program bersama ini," kata Didi yang juga merupakan. Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulsel.
Direktur Eksekutif BPPD Sulsel, Hendra Nick Arthur mengungkapkan, sesuai UU No.10/2009 Tentang Kepariwisataan pihaknya telah menjalankan program tersebut dengan berkolaborasi bersama asosiasi industri kepariwisataan daerah.
Termasuk dengan melibatkan unsur akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.
Dia menjelaskan supporting event Wonderful Indonesia di Sulsel ini bisa memfasilitasi pelaku industri lainnya seperti GIPI Sulsel, PHRI Sulsel, IHGMA dan HPI Sulsel terlibat dalam program promosi dalam bentuk Paket Wisata Penta helix daerah ini.
"Kami berharap bukan member Asita saja yang peduli dengan event TIF 2019 ini. Tetapi organisasi atau asosiasi lainnya juga ikut berpartisipasi," kata Hendra.
Ia mengaku telah melakukan komunikasi intesn bersama pelaku industri pariwisata lainnya. GIPI Sulsel misalnya yang menyatakan kesediaannya untuk ikut berkolaborasi dalam event wisata TIF 2019. Hendra berharap, komunitas pariwisata lainnya bisa segera terlibat, sebab memiliki spirit yang sama.
Keterbatasan anggaran promosi daerah, kata Hendra jangan sampai menjadi hambatan. Empat event nasional Wonderful Indonesia termasuk TIF 2019 di Toraja butuh dukungan seluruh stakeholder daerah. Kondisi itulah yang menjadi tantangan untuk lebih inovatif dalam merancang program maupun produk andalan daerah.
"Kondisi kekinian butuh keterlibatan semua pihak. Energi penta helix daerah perlu dioptimalkan," ucap Hendra.
Sejauh ini, BPPD Sulsel telah menyiapkan resource promosi digital bertajuk "Sulsel Experience" yang siap berkolaborasi dengan sejumlah pelaku industri menyiapkan sarana promosi pariwisata daerah. Neski diselimuti keterbatasan kata Hendra, pihaknya mengaku siap merancang produk promosi digital.
"Saatnya bergerak. Konsep teori promosi yang berteharan selama ini sebaiknya segera di eksekusi," kata Hendra.
Selain TIF 2019, dia berharap tiga event lainnya termasuk eight festival yang dikenal dengan F8 bisa tetap dilaksanakan tahun ini.
Sebab menurutnya, F8 bukan hanya kebanggaan warga Makassar. Tetapi sembilan juta warga Sulsel ikut berbangga dengan adanya event F8.
Apalagi F8 telah masuk dalam top 10 event terpopuler Wonderful Indonesia pada 2019 ini. Yang mana prosesnya membutuhkan penyeleksian yang tidak mudah dan berhasil masuk dalam agenda kalender wisata Kementerian Pariwisata RI.