Bisnis.com, MAKASSAR – Proyek pembangunan tol layang Makassar masih terus berlanjut sejak pengerjaan dimulai pada Juni 2018 lalu. Proyek tol layang yang ditargetkan rampung pada Februari 2020 ini nyatanya masih dihadapkan pada sejumlah masalah.
Salah satunya pengerjaan pipa PDAM. Hingga saat ini utilitas milik PDAM itu belum juga rampung. Meski begitu Direktur Utama PT Bosowa Margautama Nusantara (BMN) Anwar Toha memastikan perampungan pipa itu tak akan menjadi kendala penyelesaian proyek sesuai target.
Pengerjaan pipa PDAM yang dikerja paralel di sepanjang Jalan AP Pettarani itu ditargetkan rampung pada Desember mendatang. Tingkat kerawanan yang tinggi membuat pekerja patut berhati-hati dalam pengerjaannya. Apalagi belum lama ini sempat terjadi kebocoran di beberapa titik.
"Progres pengerjaan tol layang saat ini untuk persentasenya memang masih sangat kecil. Makanya kita kebut pengerjaan pipa PDAM sepanjang 4,3 km itu," kata Anwar Toha, Selasa (20/11/2018).
Pipa PDAM yang berada tepat di tengah jalur Jalan AP Pettarani kata Anwar diganti dengan pipa yang baru dengan kualitas yang lebih baik. Sebab penggunaan alat berat proyek bisa memicu terjadinya kebocoran pipa jika tak diantisipasi dengan baik.
Pipa PDAM yang dipindahkan ke pinggir jalan ditanam dengan kedalaman sekitar 2 meter. Pengerjaannya kata Anwar sudah dilakukan secara bertahap dimulai dari fly over. Adapun pembagian kelompok kerja menjadi empat tim untuk mempercepat proses pengerjaan.
"Selama pengerjaan pipa kami masih agak sulit melakukan pengerjaan tiang di jalur tengah apalagi untuk pengeboran," jelas Anwar.
Pengerjaan pipa PDAM itu terjadi menghadirkan efek domino terhadap sejumlah aktivitas di Jalan AP Pettarani. Penutupan di beberapa titik saat pengerjaan nyatanya menyebabkan kemacetan parah. Keadaan ini tentu dikeluhkan masyarakat, utamanya para pengguna Jalan AP Pettarani.
"Terkait kemacetan, kami kan sudah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap bersabar. Sebab memang sudah begitu keadaannya," tutur Anwar.
Ia meminta, bagi masyarakat yang tidak memiliki mendesak di kawasan Jalan AP Pettarani sebaiknya menggunakan jalur alternatif lain.
Anwar mengaku, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) baik Dishub Kota Makassar maupun Dishub Sulsel.
Senada, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meminta kesabaran masyarakat terkait pengerjaan proyek tol layang tersebut. Menurutnya, setelah proyek yang dikerjakan 300 pekerja itu rampung masyarakat jualah yang akan merasakan manfaatnya.
"Kemacetan itu tak dapat dihindari. Namun demikian, mestinya petugas Dishub Sulsel maupun Kota Makassar terus aktif turun ke jalan mengurai kepadatan kendaraan," terang Nurdin.
Selain penyempitan ruas jalan, kepadatan kendaraan juga kerap terjadi di titik u-turn atau putar arah. Apalagi selama ini diakui Nurdin, di beberapa titik sangat jarang terlihat petugas Dishub yang bertugas, terutama di waktu padat kendaraan.
Dengan tidak adanya petugas yang mengatur lalu lintas menurut dia, membuat pengendara akan terus saling mendahului. Apalagi di titik u-turn yang seringkali dimanfaatkan oleh pak ogah untuk mendapat upah, tanpa memerhatikan pengendara yang lain.
"Kalau ada petugas kan bagus, bisa mengatur. Kalau pak ogah yang atur, mereka tidak pikir kemacetan yang penting dapat upahnya," sebut Nurdin.
Tol layang AP Pettarani ini nantinya terintegrasi dengan jaringan tol eksisting dan merupakan penambahan lingkup dari ruas tol kelolaan BMN. Untuk konstruksi fisik infrastruktur memiliki ketinggian sekitar 19 meter di atas sepanjang ruas AP Pettarani.
Di mana jalan tersebut berklasifikasi jalan protokol nasional serta ruas dengan trafik terpadat di Makassar. Pengerjaan fisiknya dilaksanakan oleh kontraktor Wika Beton bersama dengan tim konsultan dari Nippon Koei-Indo.