Bisnis.com, MAKASSAR – PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD), emiten properti dan pengembangan kawasan terpadu di Makassar, dilaporkan oleh PT Hadji Kalla (Kalla Group) melalui kuasa hukumnya, Hasman Usman, SH., MH & Associates, terkait penguasaan lahan.
GMTD adalah perusahaan kongsi milik Pemda di Sulawesi bekerja sama dengan Grup Lippo. Perinciannya, entitas Lippo melalui PT Makassar Permata Sulawesi memiliki 32,5%. Selanjutnya Pemprov Sulawesi Selatan 13%, Pemda Gowa dan Kota Makassar masing-masing 6,5%, Yayasan Partisipasi Pembangunan Sulsel 6,5%, dan publik 35%.
Hasman Usman, kuasa hukum Hadji Kalla menyebut kasus ini bermula pada 2015, saat GMTD mengajukan pertukaran tanah milik Hadji Kalla di Tanjung Bunga, Makassar. Setelah pengecekan fisik, pertukaran dilanjutkan melalui notaris dan disepakati kedua belah pihak. Namun, kemudian ditemukan bahwa lahan yang diterima Hadji Kalla overlapping sebagaimana Surat Penyampaian Nomor HP.03.02/946.73.71/II/2024 dari Kantor Pertanahan Kota Makassar tertanggal 29 Februari 2024.
“Kami meminta klarifikasi dan penyelesaian dari PT GMTD. Tiga somasi yang diajukan tidak digubris,” ujar Hasman, Selasa (26/8/2025).
Perjanjian Tukar Menukar Tanah Nomor 04 tanggal 5 Maret 2015 dan Peralihan Hak Jual Beli Nomor 56972/2023 tanggal 6 Oktober 2023 atas Sertifikat Hak Guna Bangunan 21278/Maccini Sombala tercatat luas 44.278 m².
Bisnis menghubungi pihak GMTD. Namun hingga berita ini ditulis, perusahaan menjelaskan belum bisa menanggapi kasus tersebut.
Baca Juga
Diketahui, berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), GMTD membukukan pendapatan bersih sebesar Rp136,33 miliar per Juni 2025, turun 48,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp263,89 miliar.
Meski beban pokok pendapatan perusahaan juga turun 29,8% dari Rp103,04 miliar menjadi Rp72,37 miliar, namun laba bruto GMTD turun 60,2% dari Rp160,85 miliar per Juni 2024 menjadi Rp63,96 miliar per Juni 2025.
Dari sisi laba usaha, GMTD tercatat Rp24,04 miliar per Juni 2025, anjlok 81,12% dibandingkan per Juni 2024 yang mencapai Rp127,37 miliar.
Adapun laba sebelum pajak perseroan tercatat Rp22,05 miliar per Juni 2025, merosot 83,8% dibanding Juni 2024 yang mencapai Rp136,11 miliar.
Dari sisi neraca, total aset GMTD naik 4,65% dari Rp1,29 triliun per 31 Desember 2024 menjadi Rp1,35 triliun per 30 Juni 2025. Liabilitas naik 15,13% dari Rp436,19 miliar menjadi Rp502,18 miliar.
Sementara jumlah ekuitas perusahaan per 30 Juni 2025 sebesar Rp848,95 miliar, naik 2,17% dibandingkan 31 Desember 2024 yang sebesar Rp830,89 miliar.