Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Sulselbar menggandeng Real Estate Indonesia atau REI Sulsel guna memaksimalkan penyaluran KPR melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan pada tahun ini.
Realisasi pembiayaan perumahan subsidi bagi segmen MBR itu bakal dilakukan secara bertahap, di mana sebagai langkah awal ditargetkan bisa mencakup 1.600 unit di Sulawesi Selatan.
Direktur Utama Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat mengatakan langkah tersebut juga menjadi partisipasi perseroan dalam mendukung pembangunan berbagai sektor, terkhusus penyediaan hunian layak bagi masyarakat.
"Pengembang yang tergabung dalam REI Sulsel sebagian besar sangat siap dalam penyediaan perumahan subsidi. Hal ini kita sinergikan dengan KPR skema FLPP Bank Sulselbar pada tahun ini. Untuk tahap awal 1.600 unit," katanya usai penandatanganan MoU antara Bank Sulselbar dan REI Sulsel, Rabu (14/2/2018).
Adapun pada tahun ini, jatah alokasi penyaluran KPR berskema FLPP yang diperoleh Bank Sulselbar sebesar Rp181,6 miliar sebagai bagian dari program nasional penyediaan 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Rahmat menyebutkan, besaran alokasi KPR subsidi itu masih memungkinkan meningkat jika permintaan maupun kebutuhan rumah FLPP ikut bergerak naik termasuk yang direalisasikan bersama dengan REI Sulsel.
Kemudian untuk pola penyaluran KPR subsidi tersebut bakal dilakukan perseroan melalui unit konvensional serta unit syariah sehingga bisa lebih mengoptimalkan pembiayaan bagi masyarakat yang selanjutnya bisa memilih skema sesuai dengan keinginan.
Dia mencontohkan pada sinergitas dengan REI dengan rencana 1.600 unit, yakni sebanyak 1.000 unit bakal diarahkan melalui unit konvensional sedangkan 600 unit rumah FLPP memungkinkan diakses masyarakat lewat unit syariah.
Kemudian untuk besaran jatah KPR FLPP yang diperoleh perseroan pada 2018, konvensional direncanakan menyalurkan kredit Rp113,5 miliar sedangkan syariah dengan pembiayaan sebesar Rp68,1 miliar.
Rahmat membandingkan, pembiayaam rumah subsidi tahun lalu yang direalisasikan perseroan masih sangat minim di kisaran 500 unit dan sebagian besar di Sinjai dan Maros.
"Tahun lalu juga belum terlalu maksimal, karena kami mulai menyalurkan itu di kuartal IV. Tetapi untuk 2018 ini, tentu lebih tinggi lagi, melibatkan REI Sulsel yang tentunya penyebaran rumah subsidi proporsional menjangkau lebih banyak daerah," katanya.
Menurut Rahmat, skema pembagian penyaluran melalui konvensional dan syariah dilakukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat dalam mengakses pembiayaan untuk memperoleh hunian.
Dalam kesempatan sama, Ketua REI Sulsel Muhammad Sadiq mengatakan sosialisasi kepada seluruh pengembangan yang tergabung dalam asosiasi menjadi langkah awal untuk memanfaatkan jalinan kerjasama dengan Bank Sulselbar.
"Tentu hal ini menjadi sebuah dukungan bagi kami dalam mendistribusikan perumahan yang dibangun anggota REI, terutama yang diperuntukkan bagi MBR," katanya.
Adapun pada tahun ini, REI Sulsel menargetkan membangun sebanyak 20.000 unit rumah yang mana 70% diantaranya merupakan hunian yang bisa dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan rendah melalu skema FLPP.