Bisnis.com, MAKASSAR - Nominal transaksi kliring di Sulawesi Selatan pada awal tahun ini mencatatkan pertumbuhan 2,97% secara agregat bulanan dengan nilai sebesar Rp4,44 triliun.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Bambang Kusmiarso mengemukakan pergerakan nilai transaksi kliring itu lebih disebabkan oleh jumlah hari operasional pada periode Januari 2018 yang sedikit lebih banyak dari bulan sebelumnya atau Desember 2017 lalu.
"Awal tahun pasti ada kenaikan, salah satunya itu karena di Januari hari operasional efektifnya lebih banyak dari Desember yang relatif banyak hari libur," katanya, Rabu (7/2/2018).
Berdasarkan data sistem pembayaran BI Perwakilan Sulsel, jumlah warkat kliring pada periode Januari 2018 juga bergerak 2,87% dari bulan Desember 2017, di mana pada awal tahun ini sebanyak 102.283 lembar.
Namun jika dibandingkan secara tahunan pada bulan yang sama, nominal transaksi kliring di Sulsel jutsru mengalami penurunan hingga 18,83%, begitu pula dengan volume kliring yang bergerak negatif 9,16% secara tahunan.
Sementara itu, dari sisi transaksi uang kartal yang diterima (cash inflow) BI Perwakilan Sulsel pada Januari 2018 sebesar Rp3,54 triliun atau melonjak signifikan hingga 416,08% dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp690 miliar.
Kondisi berbeda terjadi pada arus uang kartal yang didistribusikan (cash inflow) yang justru menurun 85,22% pada awal tahun ini menjadi Rp180 miliar padahal pada Desember 2017 lalu mencapai Rp1,24 triliun.
Adpaun hal itu kemudian membentuk net inflow sebesar Rp3,36 triliun sebagai imbas dari arus uang yang kembali masuk ke Bank Indonesia setelah peningkatan perputaran uang saat periode akhir tahun yang bertepatan dengan momentum Natal dan Tahun Baru.
Sebagai informasi, pada periode akhir tahun lalu distribusi uang kartal yang direalisasikan Bank Indonesia mencapai Rp2,46 triliun guna memenuhi kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan.
Sebagian besar uang kartal tersebut didistribusikan langsung melalui perbankan dengan nilai Rp1,24 triliun, kemudian melalui kas titipan milik bank sentral pada beberapa daerah di Sulsel serta selebihnya dengan skema pelayanan langsung ke masyarakat.
Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Dwityapoetra Soeyasa Besar mengatakan besaran uang kuartal yang disiapkan itu mengalami peningkatan hingga 27,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sejauh ini, BI memiliki empat jaringan kas titipan di Sulsel yakni di Palopo, Parepare, Bulukumba serta Bone yang baru diresmikan pada pertengahan 2017 lalu.
Di sisi lain, Dwityapoetra juga menghimbau masyarakat agar lebih waspada perihal potensi peredaran uang palsu atau upal yang memungkinkan diedarkan oleh pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan momentum Pilkada Serentak.
"Kami bersama dengan pihak terkait lainnya, juga senantiasa melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyrakat untuk identifikasi keaslian rupiah. Terlebih ini jelang perhelatan pilkada serentak di Sulsel," katanya.