Bisnis.com, MAKASSAR - BNI Wilayah Makassar optimistis penyaluran pinjaman untuk pelaku UKM bisa tumbuh hingga 20% pada tahun depan sejalan dengan proyeksi geliat segmen tersebut.
Pemimpin BNI Wilayah Makassar Edy Awaluddin mengatakan pelaku UKM yang bergerak pada sektor primer di cakupan operasional menjadi sasaran utama untuk kemudian menjadi debitur potensial perseroan.
Menurut dia, sektor primer yang meliputi pertanian, perikanan dan perkebunan diakui belum tergarap secara optimal selama ini lantaran keterbatasan akses maupun kapasitas SDM pelaku UKM yang memanfaatkan komoditas dari sektor tersebut.
Di sisi lain, momentum politik pada tahun depan diperkirakan ikut menggairahkan produktivitas UKM sektor primer karena semakin kuatnya perputaran dana sehingga ikut mendorong peningkatan daya beli.
"Kemudian tentunya sektor perdagangan di samping agribisnis yang bakal kami garap maksimal tahun depan. Sehingga kami yakin, penyaluran kredit untuk UKM bisa tumbuh hingga 20% tahun depan," katanya, Selasa (12/12/2017).
Sebagai informasi, BNI Wilayah Makassar memiliki basis operasional membawahi 4 provinsi meliputi Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku.
Adapun pada tahun ini, Edy menguraikan penyaluran kredit untuk UKM sejauh ini di Wilayah Makassar berada pada angka Rp3,5 triliun dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 8%-10% dari tahun lalu.
Dia menjelaskan, optimisme pertumbuhan hingga 20% pada tahun depan dilandasi oleh proyeksi perekonomian yang masih dalam tren positif serta momentum politik yang bakal ikut menggairahkan perekonomian terutama daya beli.
Di sisi lain, kualitas kredit juga tetap menjadi titik perhatian perseroan dengan berupaya menjaga rasio NPL di level 3% simultan dengan memacu volume kredit segmen UKM.
"Jika proyeksi pertumbuhan kredit UKM ini terealisasi, maka komposisinya terhadap total pinjaman yang kami salurkan di Wilayah Makassar bisa memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh BI," urainya.
Sementara itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di Wilayah Makassar, Edy berharap kinerjanya mampu menyentuh dua digit kendati dari sisi rasio lebih kecil dari penyaluran kredit.
"DPK memang jadi tantangan tersendiri bagi kami di daerah. Jika LDR berada di level sekitar 110%, kami rasa sudah cukup," katanya.