Bisnis.com, MAKASSAR – Pemanfaatan teknologi kendaraan bertenaga listrik di Sulawesi Selatan dinilai cukup prospektif untuk dikembangkan secara luas di daerah tersebut.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan aspek penunjang kendaraan segmen itu diklaim sangat tersedia, yang mana salah satunya adalah ketersediaan pasokan listrik sebagai sumber tenaga.
Dia menyebutkan, kendaraan bertenaga listrik bahkan bisa menjadi salah satu instrumen dalam penyediaan kendaraan ramah lingkungan serta terjangkau bagi masyarakat Sulsel.
"Kami akan memberikan insentif berupa fasilitasi untuk bagi industri yang bergerak dalam penyediaan kendaraan bertenaga listrik. Ketersediaan energi do sini juga sangat siap," katanya dalam Talkshow Kendaraan Listrik di Makassar, Selasa (17/10/2017).
Sebagai langkah awal, lanjut dia, pemerintah provinsi bersama dengan stakeholder terkait mulai memperkenalkan kendaraan bertenaga listrik kepada masyarakat Sulsel.
Secara simultan, langkah sosialiasi juga dimaksudkan untuk mengukur kesiapan daerah tersebut dalam penyerapan produk teknologi kendaraan berbasis tenaga listrik. Kendati demikian, pihaknya belum menyiapkan aturan turunan dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik di Sulsel lantaran masih menunggu regulasi di tingkat pusat.
"Sejauh ini masih sekedar sosialiasi bersama stakeholder. Nanti setelah ada perpres soal kendaraan listrik, akan kami siapkan aturan turunan agar ada implementasi di daerah," paparnya.
Secara luas, pemanfaatan kendaraan bertenaga listrik juga menjadi salah satu instrumen dalam mengoptimalkan serapan energi listrik Sulsel yang telah berada pada level surplus dengan reverse margin mencapai sekitar 20%.
Merujuk pada data PT PLN Sulselrabar, sistem kelistrikan Sulawesi Selatan memiliki kapasitas daya mampu 1.230 MW dengan beban puncak 1.002 MW. Dengan kata lain, besaran cadangan daya mencapai 228 MW atau rasio reverse margin 18,5%.
Rasio cadangan tersebut bahkan diestimasi bergerak menyentuh angka 22,3% seiring dengan masuknya sejumlah pasokan listrik dari sejumlah pembangkit yang beroperasi pada semester kedua 2017.
Secara umum, penambahan pasokan listrik tersebut masih didominasi oleh pembangkit berbasis bahan bakar fosil yang dikembangkan PLN maupun produsen listrik independen pihak swasta.
Di antaranya adalah PLTU Punagaya 100 MW, PLTUBosowa Energi 125 MW lalu PLTD perseroan yang ditempatkan pada Tello dan Makassar berkapasitas kumulatif 65 MW serta teranyar adalah pemanfaatan energi terbaru melalui PLTB Sidrap dengan daya 70 MW dan diproyeksikan memulai pasokan pada akhir 2017.
"Sisa menunggu aturan dari tingkat pusat. Tentu Sulsel siap menjadi role model dalam penerapan pemanfaatan kendaraan berbasis listrik," kata Syahrul.
GM PLN Sulselrabar Bob Saril mengemukakan pihaknya telah memulai pengadaan sarana pengisian listrik umum (SPLU) di Sulsel. Penyediaan fasilitas tersebut merupakan langkah awal perseroan untuk ikut berkontribusi aktif dalam pemanfaatan teknologi kendaraan berbasis listrik.
"Dalam perencanaan, fasilitas SPLU di Sulsel sebanyak 57 titik, di mana sebagian besarnya atau 24 titik ada di Makassar," katanya.
Sejauh ini, lanjut Bob, perseroan telah merealisasikan SPLU pada empat titik di Makassar yang diiringi dengan sosialiasi produk kendaraan listrik dalam bentuk purwa rupa. Adapun kapasitas SPLU yang direncanakan masing-masing memiliki kapasitas 5.500 VA.
Sementara itu, Direktur PT Kencana Laju Mandiri (Viar Indonesia) Yucuanto Susetyo mengatakan pihaknya telah memproduksi kendaraan roda dua bertenaga listrik untuk mendukung konsep kendaraan berbasis listrik.
"Untuk Sulsel sendiri, respon masyarakat cukup tinggi. Bahkan pemesanan kendaraan motor listrik dari daerah ini sebanyak 50 unit," katanya. Dukungan dari Pemprov Sulsel serta penyediaan fasilitas SPLU oleh PLN sangat mendukung pemanfaatan kendaraan listrik secara masif di daerah tersebut.