Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong pelaku industri properti agar lebih mengintensifkan jalinan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk menekan angka backlog perumahan di provinsi tersebut.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan kolaborasi intensif tersebut juga bisa menciptakan efek berganda yang positif terhadap perekonomian mengingat properti mencakup pula sekitar 71 industri turunan yang saling terkait.
Menurut dia, jalinan kerjasama tersebut bisa diimplementasikan melalui penyatuan orientasi terhadap arah pengembangan properti daerah maupun konsentrasi pengembangan perumahan yang mampu diakses oleh seluruh elemen masyarakat.
"Saya sebutnya semua harus gelisah di kondisi seperti ini, pengembang harus gelisah untuk merealisasikan properti, sama gelisahnya dengan gubernur, bupati/walikota untuk penyediaan perumahan bagi rakyat. Sehingga mesti ada kolaborasi lebih aktif," katanya, Senin (9/10/2017).
Kolaborasi tersebut bisa menjadi instrumen paling strategis untuk menekan angka backlog perumahan di Sulsel yang saat ini mencapai sekitar 300.000 unit, terutama penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi segmen MBR.
Di sisi lain, lanujut Syahrul, penyediaan hunian dalam kerangka optimalisasi sektor properti juga menjadi katalisator terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel yang diproyeksikan berada dalam rentang 7,6% hingga 8% pada tahun ini.
Sementara itu, Ketua REI Sulsel Arief Mone menyebutkan realisasi perumahan hingga kuartal ketiga 2017 yang dikembangkan oleh anggota asosiasi telah mencapai 13.000 unit.
Sebagian besar realiasi hunian tersebut, papar Arief, diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau melalui skema subsidi pemerintah dengan fasilitas FLPP.
Secara kumulatif, REI Sulsel menargetkan mampu membangun sebanyak 15.000 unit hunian hingga akhir 2017, di mana terdapat pula rumah dengan klasifikasi menengah ke atas atau komersial yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.