Operasikan Rumah Pangan Kita, Bulog Sulteng Pilih Gandeng BRI

Bisnis.com, PALU - Perum Bulog Sulawesi Tengah memilih menggandeng Bank Rakyat Indonesia untuk mendukung pengoperasian Rumah Pangan Kita.

Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah Supryanto mengatakan, pihaknya telah menjalin kemitraan dengan perbankan di daerah itu untuk mendukung program rumah pangan kita (RPK).

"Ya kami sudah kerja sama dengan bank BRI," katanya, Jumat (13/1/2017).

Kerja sama tersebut antara lain menyangkut, usaha kecil menengah (UKM) yang selama ini menjadi binaan BRI sangat diharapkan juga bisa menjadi RPK di wilayah masing-masing.

Selain itu, dengan adanya kemitraan bersama dengan bank tersebut paling tidak diharapkan BRI bisa memberikan bantuan modal usaha kepada RPK.

Sementara Bulog akan menyediakan komoditias pangan yang nantinya akan dijual di RPK. Dengan mendapatkan bantun suntikan modal dari BRI maka RPK bisa meningkatkan produk penjualan komoditas pangan.

Jika usaha berkembang, maka akan memberikan penghasilan yang besar pula bagi para RPK yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng.

Markus Minggu, salah seorang pemilik RPK di kawasan Kelurahan Birobuli Selatan menyambut gembira kerja sama Perum Bulog dengan pihak perbankan.

Menurut dia, salah satu kendala selama ini yang dihadapi pelaku UKM, termasuk RPK karena keterbatasan permodalan.

Karena modal kecil, setiap kali RPK membeli beras atau gula pasir kepada Bulog juga terbatas disesuaikan dengan kemampuan modal.

Tetapi, jika bank memberikan bantuan dana kepada RPK, modal tersebut akan sangat membantu sekali. "Kami sangat menyambut gembira dan beraharap segera terelisasi."

Ia mengatakan hingga kini baru bisa menjual beras dan gula pasir. Harga beras dijual RPK sesuai dengan harga standar yang ditetapkan oleh Bulog yaitu Rp8.500/kg dan gula pasir Rp12.500/kg.

Harga beras di pasaran untuk jenis dan kualitas sama dijual RPK berkisar Rp9.000 sampai Rp11.000/kg. Sementara harga gula pasir di pasaran setempat Rp14.000/kg.

Dengan selisih harga yang cukup mencolok tersebut, kebanyakan warga membeli kebutuhan pokok dimaksud di RPK yang ada di wilayahnya.