Bisnis.com, MAKASSAR - Laju inflasi Sulawesi Selatan sepanjang 2016 dinilai paling terkendali dalam kurun lima tahun terakhir.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam mengemukakan, inflasi secara kumulatif pada 2016 yang berada pada level 2,94% juga menjadi indikator langkah pengendalian berjalan secara efektif.
"Perkembangannya jauh lebih baik tahun lalu, langkah pengendalian lebih baik, meski dari sisi indeks harga ada peningkatan," katanya, Selasa (3/1/2017).
Tekanan inflasi yang terkendali dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya itu juga ditopang ketersediaan pasokan hingga kelancaran distribusi bahan pangan pembentuk inflasi.
Selain itu, penguatan sinergitas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui serangkaian langkah strategis ikut mendorong tekanan inflasi Sulsel paling rendah dalam lima tahun terakhir.
Kondisi tersebut mengikuti capaian secara nasional yang mencatatkan laju inflasi terendah sejak 2010 silam.
Pada akhir tahun, laju inflasi Sulsel sebesar 0,3% seiring dengan bergairahnya daya beli masyarakat yang dipicu perayaan Natal dan Tahun Baru serta peringatan Maulid pada Desember 2016.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Disperindag Sulsel Hadi Basalamah mengemukakan, fokus pengendalian inflasi dilakukan pada rantai pasok komoditas pertanian yang dilakukan simultan dengan peningkatan kapasitas produksi.
Pelibatan aktif seluruh pihak termasuk distributor swasta juga dilakukan Pemprov Sulsel pada tahun ini sehingga pengendalian inflasi berjalan lebih optimal.
"Tidak hanya dengan Bulog, tetapi juga dengan swasta, pemantauan secara berkala dilakukan ke gudang-gudang agar menekan potensi penimbunan yang bisa memicu pergerakan harga signifikan, inflasi ujung-ujungnya," papar Hadi.
Kendati demikian, capaian inflasi sepanjang tahun ini juga turut dipengaruhi kebijakan harga BBM oleh pemerintah pusat, meski kontribusi komoditas pangan masih relatif besar.